REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah terjadinya teror bom di kawasan Sarinah, Jakarta pada Kamis (14/1), Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo alias Bahrun Naim kerap disebut-sebut di berbagai media. Itu tak lain karena Bahrun diduga kuat sebagai otak serangkaian teror tersebut.
Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Anton Charlian mengungkapkan, berbagai cara dilakukan Bahrun untuk merekrut anggota dan memperluas jaringannya. Salah satu yang menjadi andalannya adalah lewat Teknologi dan Informasi (IT).
"Ada yang melalui perantara, ada juga yang melalui IT," kata Anton di Mabes Polri, Ahad (17/1). (Baca: 8 fakta tentang sosok Bahrun Naim)
Sejauh informasi yang diperoleh Polri, Bahrun merupakan seseorang yang memiliki keahlian di bidang IT. Sehingga, kebanyakan pengikut yang direkrutnya adalah dengan memanfaatkan berbagai fasilitas yang bisa dioperasikan dengan IT
"Facebook, Path, Instagram, WhatsApp, macam-macam. Dia punya grup sendiri. Bahrun memang jago IT, makanya banyak merekrut jaringannya lewat IT," ucap Anton.
Dalam masalah pendanaan pun Bahrun terbilang sangat hati-hati. Dari hasil penyelidikan yang dilakukan Polri, transfer keuangan biasanya dilakukan Bahrun secara langsung dan berjenjang.
"Karena ada lebih dari 200 jaringan Naim," ungkap Anton.