Sabtu 16 Jan 2016 09:29 WIB

Ulama Turki: Bela Negara Harus Berlandaskan Ilmu

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Bilal Ramadhan
   Kader bela negara mengikuti upacara pembukaan pelatihan bela negara di Badiklat KeMenhan, Jakarta, Kamis (22/10).  (Republika/Wihdan)
Kader bela negara mengikuti upacara pembukaan pelatihan bela negara di Badiklat KeMenhan, Jakarta, Kamis (22/10). (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Ulama thareqah asal Turki, Syaikh Fadhil, menilai Indonesia merupakan negara yang paling relevan untuk memimpin negara-negara Islam di dunia dalam melakukan upaya pemahaman semangat bela negara yang benar.

Menurutnya, hal tersebut bisa dilihat dari para ulamanya yang memiliki gagasan untuk mengadakan Konferensi Internasional Bela Negara, di Pekalongan, Jawa Tengah, yang berlangsung pada 15-16 Januari 2016.

Syaikh Fadhil optimis konferensi yang diadakan oleh Jammiyah Ahlith Thariqah al-Mutabaroh An-Nahdliyah (Jatman) ini dapat memberikan dampak positif baik untuk Indonesia maupun dunia Islam secara keseluruhan.

"Terutama dalam hal menjalin hubungan yang erat antar negara Islam untuk berkembang menjadi negara yang lebih maju dan lebih aman," kata Syaikh Fadhil kepada Republika.co.id, Jumat (15/1).

Ia berharap para ulama dunia nantinya dapat bersatu dan merancang pertemuan-pertemuan serupa. Pertemuan bisa dilakukan secara rutin dari satu negara ke negara lain dengan mengusung konsep yang bela negara.

Menurut Syaikh Fadhil semangat bela negara perlu digaungkan ke semua negara Islam. Namun, tidak hanya berupa semangat saja, bela negara haruslah berdasarkan kepada ilmu baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan secara umum.

Syaikh Fadhil menambahkan, jika sesorang memiliki ilmu dia tidak akan mengkhianati negaranya. "Dia akan mengerti syaria dan membela negara dengan jiwa raganya," tutup Syaikh Fadhil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement