Jumat 15 Jan 2016 22:43 WIB

Rizal Ramli: Tawaran Saham Freeport Nggak Menarik

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Joko Sadewo
PT. Freeport
Foto: Musiron/Republika
PT. Freeport

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli menilai tawaran saham PT Freeport Indonesia senilai 1,7 miliar dolar AS, dari nilai keseluruhan saham sebesar 16,2 miliar dolar AS, bukan menjadi tawaran yang menarik.

"Sama sekali nggak menarik," ujarnya usai acara Bank BJB Investor Gathering 2016 di Hotel Mulia, Jakarta, Jumat (15/1) malam.

Rizal meminta pemerintah untuk berhati-hati karena harga yang ditawarkan itu terlampau mahal. Ia menjelaskan, harga saham Freeport Internasional, beberapa tahun lalu pernah diangka 60 dolar  per saham, lalu turun 30 dolar. Kemudian Freeport salah investasi di Teluk Meksiko hingga merugi 15 dolar.

Rizal menambahkan,  Freeport juga tidak mampu menyelesaikan masalah dengan pemerintah Indonesia. "Jadi, ngapain beli saham anak perusahaannya super mahal demikian. Hati-hati, harganya sekarang itu super mahal. Karena harga perusahaan induknya saja sudah jatuh," ungkapnya.

Sebelumnya, PT. Freeport Indonesia menawarkan 10,64 persen sahamnya kepada pemerintah Indonesia di akhir batas waktu untuk melakukan divestasi saham pada Kamis (14/1).

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Gatot menjelaskan, Freeport menawarkan sahamnya senilai 1,7 miliar dolar AS, dari nilai keseluruhan saham sebesar 16,2 miliar dolar AS.

"Jadi Freeport telah mengirim surat kepada Menteri ESDM, dan kami telah terima hari kemarin. Mereka telah menawarkan sahamnya yang sesuai dengan kewajiban PP 77 tahun 2014 dimana mereka harus menawarkan 10,64 persen," kata Bambang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement