REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Gunung Bromo masih akan terus mengeluarkan abu vulkanik selama berbulan-bulan. Kepala Pusat Kajian Kebumian dan Bencana, Universitas Brawijaya, Adi Susilo mengatakan abu vulkanik Gunung Bromo akan masih terus menyembur karena kawahnya terbuka. Hal ini dapat dikatakan sebagai bencana karena banyak warga yang terdampak karena semburan ini.
"Kalau seperti Merapi atau Kelud keluaran lava tertutup maka tertahan saat makin menekan maka meledak, kalau Bromo terbuka jadi semburannya tidak besar tapi terus menerus," kata Adi, Jumat (15/1).
Adi mengatakan walaupun erupsi Gunung Bromo tidak meledak tapi hal ini dapat dikatakan sebagai bencana. Karena merugikan manusia dari berbagai segi. Seperti penutupan bandara, terhambatnya ekonomi masyarakat sekitar yang bergantung pada pariwisata dan terhentinya pertanian di sekitar gunung.
"Bedanya dengan Gunung Raung beberapa waktu lalu Raung bukan tempat wisata, tapi Bromo tempat wisata, jadi bencana terjadi bila merugikan masyarakat," kata Adi.
Sementara itu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa semburan abu Gunung Bromo (2.329 mdpl), Jawa Timur kini mengarah ke selatan dan barat daya sehingga masih berdampak terhadap penutupan aktivitas penerbangan di Bandara Abdul Rahman Saleh, hingga besok (16/1) pukul 08.00 WIB.
Berdasarkan "notice to airman" (notam) aktivitas penerbangan di Bandara Abdul Rahman Saleh Malang ditutup mulai pukul 07.20 WIB hingga Sabtu (16/1/2016) pukul 08.00 WIB.
Penutupan tersebut merupakan kelanjutan dari penutupan yang dilakukan sehari sebelumnya. Berdasarkan pantauan citra satelit pada hari ini hujan ringan berpeluang terjadi di sejumlah wilayah di Jatim, kendati tidak merata.
Tinggi gelombang Laut Jawa berkisar 0,5 - 1 meter dengan kecepatan angin sekitar 25 kilometer/jam, sedangkan selatan Pulau Jawa sedikit lebih tinggi yakni 1,3 - 2 meter dengan kecepatan angin sekitar 35 kilometer/jam.