Jumat 15 Jan 2016 18:55 WIB

Wartawan Republika Raih Penghargaan HPN Jurnalisme Inovasi

Rep: Frederik Bata/ Red: Djibril Muhammad
Andi Nurroni, wartawan Republika
Foto: Dokumen Republika
Andi Nurroni, wartawan Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Karya wartawan Republika Andi Nurroni meraih penghargaan Hari Pers Nasional (HPN) untuk jurnalisme inovasi kategori siber. Tulisan dengan judul Salim Kancil, Buta Huruf yang menjadi Martir Lingkungan menjadi pemenang Anugerah Adinegoro.

Secara pribadi Andi mengaku bangga ketika hasil kerjanya diapresiasi positif. Menurutnya apa yang terjadi membuat ia lebih bersemangat dalam menggeluti profesi sebagai jurnalis muda. "Semoga apresiasi yang diberikan bisa jadi penyemangat untuk berkarya lebih baik," katanya lewat pesan singkat, Jumat (15/1).

Andi reporter Republika yang bertugas di Surabaya, Jawa Timur, memiliki cerita tersendiri di balik tulisannya. Ia melewatkan nyaris dua pekan di daerah asal Salim Kancil, Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang.

Dalam kesehariannya melakukan peliputan mendalam, ia mendapat banyak pengetahuan seputar pembunuhan sadis aktivis tambang tersebut. "Di luar tema utama (Pembunuhan) banyak cerita-cerita menarik lain," ujar Andi.

Sisi luar yang ia maksudkan antara lain, tentang Salim Kancil yang kurang berpendidikan. Tentang kondisi kemiskinan di Desa Selok Awar-Awar.

Tentang hubungan darah antara korban dengan para pelaku. Juga seputar pergaulan anak-anak pelaku dengan anak-anak korban di sekolah. "Ini tugas yang membuat saya bergairah, dan saya banyak belajar dari peliputan ini," tutur Andi.

Salah satu dewan juri mewakili Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Rita Sri Hastuti melihat isu yang diangkat pemenang mengenai tema humanisme. Ia melihat cara penulisan juga memakai gaya bahasa yang menarik.

Juri lainnya, Onno W. Purbo, pakar media online mengatakan karya yang masuk tahun ini meningkat jauh. Itu dilihat baik dari jumlah maupun kualitas.

"Tulisan secara umum seperti memindahkan tulisan cetak ke siber, untuk tulisan online seharusnya cukup dua halaman tetapi bisa maknyus," kata Budiono lewat rilis yang diterima Republika.

Tulisan Andi disiarkan oleh HYPERLINK "http://Republika.co.id"Republika.co.id pada 30 September 2015. Ia mengumpulkan nilai 233,5 mengungguli karya-karya lain yang dikirim 11 media.

Pemenang jurnalisme siber akan mendapat trofi, piagam dan uang tunai Rp 10 juta. Hadiah ini diserahkan dalam puncak acara HPN, pada 9 Februari 2016 di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Anugerah Adinegoro merupakan penghargaan jurnalistik yang diselenggarakan PWI. Event ini dilaksanakan berkaitan dengan Hari Pers Nasional setiap tahun.

Nama Adinegoro dipakai karena ia dianggap sebagai pejuang dan perintis pers nasional. Pria yang memiliki nama asli Djamaluddin Gelar Datuk Maradjo Sutan adalah orang Indonesia pertama yang secara formal mempelajari ilmu publisistik di Jerman, selain Geografi, Geopolistik, dan Kartografi.

Lomba karya jurnalistik Adinegoro dimulai sejak 1974. Saat itu PWI Jaya yang menyelenggarakan. Baru pada 1994 diselenggarakan PWI Pusat.

Event ini sempat terhenti pada 2006-2008. Alasannya, tulisan tentang bidang pembangunan sangat sedikit di samping faktor lainnya.

Pada 2009, Adinegoro Award diselenggarakan lagi dengan lebih fokus mengulik tema kemanusiaan dan demokrasi, karya jurnalistik foto untuk tema serupa, juga tajuk rencana media massa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement