Jumat 15 Jan 2016 14:17 WIB

Polisi Baku Tembak dengan Teroris di Poso

Petugas kepolisian berlari ke arah gedung Sarinah untuk melakukan pengejaran terhadap pelaku penyerangan yang dilakukan sejumlah teroris ke beberapa gedung dan pos polisi di Jakarta, Kamis (14/1).
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Petugas kepolisian berlari ke arah gedung Sarinah untuk melakukan pengejaran terhadap pelaku penyerangan yang dilakukan sejumlah teroris ke beberapa gedung dan pos polisi di Jakarta, Kamis (14/1).

REPUBLIKA.CO.ID, POSO -- Aksi baku tembak antara polisi dengan kelompok teroris di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, kembali terjadi di Pegunungan Tinobe, Desa Taunca, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Jumat (15/1), menyebabkan seorang terduga teroris tewas di lokasi kejadian.

Kapolres Poso AKBP Rony Suseno yang dihubungi wartawan di Poso mengatakan kontak senjata itu terjadi sekitar pukul 07.30 WITA sampai 10.30 WITA dan berlangsung sekitar tiga jam. "Ada satu orang tewas dari kelompok sipil bersenjata dan jenazahnya sedang dievakuasi," kata Rony.

Menurut Kapolres, aksi baku tembak itu terjadi dalam sebuah strategi penyergapan setelah sebelumnya polisi mendampat informasi adanya camp tempat aktivitas para pelaku teror yang didirikan sejak tahun baru 2016. Pasukan brimob kemudian melakukan penyergapan dan para pelaku melakukan perlawanan dengan melempari bom personel Brimob.

"Mereka lebih dulu melempar bom dan kami melakukan perlawanan sehingga terjadi baku tembak," ujarnya.

Ronny menjelaskan pasukan yang diterjunkan sebanyak 60 personel TNI dan Polri yang disebar di enam titik, sementara kelompok teroris pimpinan Santoso, pimpinan Laskar Mujahiddin Indonesia Timur itu diperkirakann sebanyak 15 orang. "Setelah kontak senjata, para teroris melarikan diri dan penyisiran masih terus dilakukan di sekitar pegunungan tempat kejadian," ungkapnya.

Ia juga menyebutkan barang bukti yang berhasil yang diamankan berupa satu unit bom rakitan namun pencarian barang bukti masih terus dilakukan. Camp yang digunakan para teroris tersebut merupakan pondok miik masyarakat, terletak sekitar 20 km dari Desa Taunca atau sekitar empat jam perjalanan.

Sejumlah warga di sekitar Desa Taunca mengaku mendengar rentetan letusan senjata di hutan-hutan pegunungan pada Jumat (15/1) pagi. "Ya, kami dengar ada rentetatan bunyi tembakan, karena itu kami belum berani pergi ke kebun," kata sejumlah warga Desa Taunca.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement