REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lima orang pelaku bom bunuh diri di Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (14/1) kemarin tewas. Para pelaku diduga kuat terkait dengan kelompok ISIS.
Kadiv Humas Polri, Irjen Anton Charliyan mengungkapkan, dua dari pelaku pengeboman merupakan residivis. Sementara tiga lainnya belum diketahui. "Kemungkinan dua residivis adalah kegiatan kelompok radikal," ujar Anton, di Mabes Polri, Jumat (15/1).
Proses identifikasi terkait siapa sebenarnya para pelaku masih dilakukan. Sehingga polri belum dapat memastikan secara rinci. Peningkatan keamanan di seluruh Indonesia terus dilakukan. Status keamanan siaga satu sudah diberlakukan.
Langkah preventif maupun penegakan hukum pun dilakukan. Baik terhadap kantor polisi, bandara, pelabuhan, tempat keramaian, kedutaan besar dan tempat yang berbau asing. "Kita pun melakukan penajaman deteksi dini, baik di Intelijen dan segala bidang," ucap Anton.
Dari analisis sementara yang dilakukan di tempat kejadian perkara serta alat bukti, Anton menegaskan, polri melakukan penyisiran terhadap kelompok yang diduga terlibat. Jenderal bintang dua tersebut mengaku, polri sudah mengantongi kelompok mana yang terlibat dalam peristiwa Sarinah. Menurut Anton, terdapat tiga titik yang dilakukan penyisiran pascaperistiwa di Sarinah yaitu, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat bisa kita tangkap," Anton melanjutkan.
Baca juga: JK Apresiasi Kesigapan Aparat Tangani Teror Bom