REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sapto Ciptadi (50 tahun) mengaku situasi panik membuat dirinya lupa dan meninggalkan mobil di depan gedung Cakrawala. Mobil tersebut baru boleh diambil esok harinya.
"Iya kata satpam diambilnya besok siang pukul 14.00 WIB," ujar Sapto di lokasi depan Gedung Cakrawala, Jakarta Pusat, Kamis (14/1).
Dia mengaku pada saat tragedi itu dirinya berada di lantai 11 di gedung Cakrawala. Bahkan, di lantai 11 pun kacanya retak terkena serangan. Namun Sapto mengaku tidak tahu serangan senjata atau apa.
Sapto mengaku mendengar suara ledakan satu kali, kemudian disusul sekitar satu menit kemudian terdapat ledakan juga. Semua penghuni gedung dilarang keluar saat itu, namun dirinya mengaku berhasil keluar.
"Saya melihat korban bule yang kakinya pecah di depan starbuck," ujarnya.
Lalu, dia melihat tiga korban yang lebih parah lagi tergeletak di depan Pos Polisi Lalu Lintas. Sapto berniat menolong langsung loncat pagar. Tapi banyak petugas dan polisi sehingga dirinya dilarang mendekati Pos tersebut.
"Lagi baku tembak jadi saya disuruh pergi, terus saya muteri gedung menghindar," ujar dia.
Setelah itu dirinya langsung memesan taksi dan pulang ke rumah di Kemayoran. Barulah setelah sampai di rumah dia mengaku ada yang tertinggal. "Saya baru inget kalau saya bawa mobil berangkat kerja," ujar dia.
Barulah setelah maghrib dirinya kembali ke lokasi setelah mendengar kabar situasi sudah tenang. Namun, sampai di lokasi oleh satpam diinformasikan baru boleh diambil Jumat (15/1) siang.