Kamis 14 Jan 2016 19:54 WIB

Motif Serangan Sarinah Diduga Persaingan untuk Jadi Pemimpin ISIS

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Bilal Ramadhan
Gedung Sarinah ditutup usai ledakan bom di Pos Polisi Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1).
Foto: Republika/ Wihdan
Gedung Sarinah ditutup usai ledakan bom di Pos Polisi Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jaringan ISIS diduga kuat berada di balik serangan Sarinah. Kapolda Metro Jaya Tito Karnavian menduga, motif serangan ini adalah persaingan antar para pemimpin ISIS.

Dia menjelaskan, saat ini gerakan ISIS sudah mengubah strateginya sehingga tak hanya terpusat di Irak dan Suriah saja. Tapi sudah menyebar ke banyak negara lain di dunia. Di kawasan Asia Tenggara, ISIS sudah melebarkan sayapnya ke Indonesia, Malaysia, Filipina danThailand.

Khusus di Asia Tenggara, sambung Tito, ada satu tokoh ISIS bernama Bahrun Naim yang ingin menjadikan Katibah Nusantara. Dia juga yang berambisi untuk menjadi pemimpin ISIS di Asia Tenggara.

"Jadi antar para tokoh ini ingin bersaing menjadi pemimpin. Oleh karena itu Bahrun Naim merancang serangan ini," ucapnya di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (14/1).

Tito menyatakan, Polri sudah mengetahui jaringan Bahrun Naim. Polisi kini tengah mengejar jaringan teroris yang telah membuat teror di Sarinah tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement