REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi keamanan di Jakarta sedang tidak kondusif. Hal tersebut menyusul ledakan bom bunuh diri yang terjadi di Sarinah, Jakarta Pusat pada Kamis, (14/1) sekitar pukul 10.45 WIB.
Kadiv Humas Polri menerangkan, kronologi kejadian berawal ledakan bom yang terjadi di Starbuck Cafe. Menurut Anton, pelaku satu orang yang diduga melalukan bunuh diri. "Di depan Starbuck ada dua orang membawa pistol, senjata pendek menembaki masyarakat," ujar Anton, di Mabes Polri, Kamis (14/1).
Dua orang pelaku di depan Starbuck Cafe tersebut sempat menyandera dua orang warga negara asing yaitu dari Belanda dan Aljazair. Keduanya dibawa ke tempat parkir di Starbuck Cafe.
Saat bom tersebut meledak dan diketahui ada panyanderaan, polisi yang bersiaga di sekitar lokasi langsung melakukan pengepungan. Pelaku pun melancarkan serangan dengan membabi buta ke kerumunan warga.
Tak lama sejak ledakan yang terjadi di Starbuck Cafe, lanjut Anton, dua orang pelaku lainnya dengan menggunakan sepeda motor melakukan bom bunuh diri ke pos polisi lampu merah Sarinah.
Anton menyebut, pengeboman tersebut ada kaitannya dengan ISIS. Ancaman teror tersebut sudah dinyatakan petinggi ISIS sekitar tiga bulan lalu pasca penyerangan di Paris, Prancis.