REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aksi teror yang terjadi di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, pada Kamis (14/1), membuat kinerja Badan Intelijen Negara (BIN) menjadi sorotan. Beberapa pihak menilai BIN telah kecolongan dengan terjadinya penyerangan dan peledakan di tengah Ibu Kota.
Namun demikian, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Luhut Binsar Panjaitan menolak jika disebut pihak intelijen telah kecolongan. Menurutnya, informasi ancaman teror sudah didapatkan namun tidak bisa dipublikasikan terlebih dahulu.
"Kita jangan mengatakan intelijen kecolongan. Mereka (pelaku teror) melakukan penyerangan karena ada kendor pengamanan," tegasnya.
Luhut mengatakan, aksi teror seperti hari ini bisa terjadi dimana saja. Sebab di negara lain, seperti Paris, Mumbai dan sebagainya telah mendapatkan serangan dari teroris. Namun, dia masih belum mengatakan banyak hal, dan lebih memilih mengurusi masalah yang terjadi pada hari ini dahulu.
Dia juga menambahkan, keamanan daerah terkendali dengan baik. Untuk bom sendiri, menurut pengalaman Luhut berjenis Low Eksplosive, namun dirinya belum melakukan penyelidikan lebih lanjut.
"Ini siap siaga," ucapnya.
Ia menambahkan untuk pelaku teror diketahui dua orang tewas meledakan diri, sementara sisanya tewas ditembak.