REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ledakan yang diperkirakan bom di Jalan MH Thamrin, Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (14/1), terjadi sekitar pukul 10.50 WIB ketika Syaiful sedang ngetem bersama motornya. Pria yang berprofesi sebagai biker Gojek tersebut memang sehari-harinya mangkal di samping Sarinah.
"Saya lihat ada empat orang pakai motor datang ke pos polisi," kata Syaiful kepada Republika.co.id saat diwawancara di depan Hotel Artotel.
Syaiful mengatakan, salah seorang melempar tas ke arah kolong mobil Ford polisi. Tak lama kemudian, terjadi ledakan dan baku tembak. Jenazah sudah tergeletak di jalan, dan polisi dari pos terdekat mulai berdatangan.
Tidak lama setelahnya, sekitar tiga orang mencurigakan masuk ke dalam gedung Djakarta Theatre melalui pintu Starbucks. "Mereka (tiga orang mencurigakan) bawa tas ransel," ungkap Syaiful. Para pejalan kaki dan beberapa pegawai Sarinah mulai berlari menyelamatkan diri.
Melihat warga sipil berlarian, Syaiful justru mendekat ke lokasi. Namun sayang, polisi sudah membatasi tempat kejadian perkara (TKP) dengan garis polisi.
"Tapi, saya sempat ambil gambar," lanjut Syaiful polos seraya menunjukkan beberapa gambar yang ditangkap dengan kamera ponselnya. Satu orang (yang diduga pelaku) berlari dengan menenteng senjata. Baku tembak tak bisa dihindari."Udah, saya taunya begitu aja," ujar Syaiful.
Kondisi Jalan MH Thamrin hingga pukul 13.15 WIB masih belum kondusif. Markas Besar Polisi bersama TNI bekerja sama mengolah TKP.
Dua barakuda mengaspal lebih dulu. Kemudian, lima kendaraan tempur 'Badak Pindad' juga diturunkan. Terjadi dua ledakan beruntun saat olah TKP berlangsung, tapi tidak membahayakan.
Hingga saat ini, polisi bersama TNI masih mencoba mengidentifikasi korban dan mengolah TKP. Pengejaran terhadap pelaku juga masih dilakukan.