REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tragedi bom terjadi di Jalan MH. Thamrin, tepat di depan Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (14/1). Tempat Kejadian Perkara (TKP) masih tak tersentuh polisi.
"Kepolisian jadi target dari bom sarinah ini," ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton CH, saat wartawan melakukan cegat wawancara (door stop) tepat di Jalan MH Thamrin.
Berdasarkan pandangan mata republika di lokasi kejadian, beberapa jenazah terlihat terbelah. Sebagian hancur dan terpisah dalam beberapa bagian. Jenazah tersebut belum dievakuasi karena masih dalam proses olah TKP.
Anton CH menegaskan, kejadian bom sarinah terjadi mendekati pukul 11 siang. Sejauh ini laporan masyarakat mengatakan, ledakan terdengar sebanyak tiga kali. Ledakan berasal dari Pos Polisi yang berada di tengah perempatan lampu merah sarinah.
Akibat ledakan tersebut sebanyak tiga warga sipil dan satu personil kepolisian tewas di tempat. Polisi belum bisa memastikan tiga warga sipil tersebut sebagai pelaku ledakan. Tragedi bom juga belum bisa disebut 'bom bunuh diri'.
Sesaat setelah ledakan polisi melakukan baku tembak dengan salah seorang yang diduga pelaku. Saat baku tembak terjadi, pria yang dianggap sebagai pelaku melarikan diri. Hingga saat ini pihak kepolisian masih mengejar pelaku. Polisi belum bisa mengolah TKP, dan menyatakan lokasi kejadian masih belum steril.
"Kami belum mengolah TKP hingga saat ini," lanjut Anton CH. Hingga saat ini belum bisa diketahui jenis granat atau senjata yang digunakan para pelaku.
Kepolisian Republik Indonesia belum bisa menyatakan apakah Indonesia sudah masuk 'Siaga Satu' atau belum. Hanya saja polisi menghimbau agar masyarakat tidak dulu mendekati tempat umum, seperti mal atau stasiun. Saat ini sebanyak 500 personil sudah siaga. Mabes Polri juga menurunkan Gegana dan helikopter guna mengamankan situasi. Sementara situasi jalan MH Thamrin masih belum kondusif.