REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Harga daging ayam pada tingkat pedagang di Pasar Argosari Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) masih bertahan tinggi. Harga per kilogram masih dipatok Rp 38 ribu per kilogram, meski harga bahan bakar minyak turun sejak 5 Januari.
Salah seorang pedagang daging ayam di Pasar Argosari Siwas di Gunung Kidul, Kamis (14/1) mengatakan, saat ini, harga daging ayam mecapai Rp 38 ribu per kilogram. Harga itu mengalami kenaikan Rp 10 ribu dari Rp 28 ribu per kg. "Harga daging ayam di Gunung Kidul terus mengalami peningkatan," kata Siwas.
Ia mengatakan sejak harga daging terus meroket, sejumlah pedagang memilih untuk tidak membuka lapak dagangan mereka. Menurutnya, kenaikan harga berpengaruh terhadap penjualan. Penjual mengaku terjadi penurunan penjualan sebesar 60 persen dibandingkan harga normal.
"Sudah empat hari terakhir, kios ayam yang buka hanya beberapa orang saja," katanya.
Pedagang menduga kenaikan daging tersebut dikarenakan sulitnya mendapatkan ayam dengan kondisi murah. Saat ini banyak ayam yang dijual di tengkulak terlalu mahal. Selain itu, untuk mengurangi kerugian pedagang memilih menjual dengan ukuran lebih kecil. "Ayam yang dijual sekarang jauh lebih kecil dibandingkan dengan biasanya," katanya.
Ia pun berharap pemerintah segera bertindak, karena ditakutkan naiknya harga ayam tersebut karena adanya permainan dari tengkulak. "Semoga saja tidak naik lagi," katanya.
Salah seorang pembeli Tini mengaku semenjak harga daging melambung naik, pihaknya terpaksa membatasi jumlah konsumsi dan mulai beralih ke makanan yang tetap mengandung protein tinggi namun dengan harga yang lebih terjangkau. "Pindah mengkonsumi telur dan juga tempe saja," katanya.