Rabu 13 Jan 2016 17:49 WIB

Korban Meninggal Akibat DBD di Indramayu Terus Bertambah

Rep: Lilis Handayani/ Red: Hazliansyah
Sejumlah anak pasien demam berdarah (DB) menjalani perawatan ruang anak RSUD Indramayu, Jawa Barat, Jumat (30/1).
Foto: Antara
Sejumlah anak pasien demam berdarah (DB) menjalani perawatan ruang anak RSUD Indramayu, Jawa Barat, Jumat (30/1).

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Korban meninggal akibat penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Indramayu terus bertambah. Kali ini, korbannya adalah seorang bocah berusia enam tahun yang sedang menjalani perawatan intensif di Ruang Anak RSUD Indramayu, Rabu (13/1).

Korban bernama Sintia (6 tahun), warga Desa Sumber Jaya, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu. Bocah tersebut baru dibawa ke RSUD Indramayu tiga hari lalu saat kondisinya sudah parah.

"Sebelumnya Sintia hanya dirawat di rumah," ujar ayah Sintia, Dikin penuh haru.

Pihak keluarga tak menyangka demam tinggi yang dialami Sintia itu akibat DBD. Karenanya, Sintia tak segera dibawa ke RSUD hingga akhirnya trombositnya terus menurun.

Direktur Utama RSUD Indramayu, Deden Boni Koswara menjelaskan, saat pertama kali masuk ke RSUD Indramayu pada 10 Januari 2016, trombosit Sintia hanya 116 ribu. Angka trombosit itu terus menurun menjadi 29 ribu pada 13 Januari 2016, hingga akhirnya korban meninggal dunia.

"Trombositnya rendah sekali," kata Deden.

Dalam keadaan normal, nilai trombosit semestinya berkisar antara 150 ribu - 450 ribu.

Sejak Oktober 2015, kasus DBD yang ditangani di RSUD Indramayu terus meningkat. Tercatat, sejak Oktober 2015 sampai saat ini, pasien DBD yang dirawat di rumah sakit tersebut mencapai 505 orang. Dari jumlah itu, 11 orang telah meninggal dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement