REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Cirebon yang terjadi sepanjang 2015 meningkat tajam dibandingkan setahun sebelumnya. Kasus itupun terus diwaspadai karena dikhawatirkan akan terus bertambah memasuki 2016.
Kasi Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Nanang Ruhyana menyebutkan, sepanjang 2015, kasus DBD di Kabupaten Cirebon mencapai 1.230 kasus, dengan jumlah kematian 42 orang. Sedangkan pada 2014, kasus DBD hanya 851 kasus, dengan jumlah korbannya yang meninggal dunia mencapai 24 orang.
"Tingkat case fatality rate (CFR)-nya 3,41 persen, masih di bawah angka yang ditetapkan Kementerian Kesehatan yang mencapai lima persen. Jadi belum masuk kategori KLB (kejadian luar biasa),’’ ujar Nanang, Selasa (12/1).
Nanang mengatakan, memasuki Januari 2016, kasus DBD terus diwaspadai. Pasalnya, dalam kondisi perubahan cuaca yang tidak menentu seperti saat ini, nyamuk Aedes Aegypti penyebar DBD mudah berkembang biak. Berdasarkan pengalaman tahun-tahuun sebelumnya, peningkatan kasus DBD pun selalu terjadi pada Januari.
Peningkatan kasus DBD saai ini sudah mulai terlihat sejak November 2015. Pada November 2015, kasus DBD mencapai 30 kasus dan tidak ada korban meninggal. Sedangkan pada Desember 2015, meningkat menjadi 33 kasus, dengan jumlah korban meninggal dunia mencapai satu orang. "Untuk Januari 2016, datanya belum kami rekap,’’ kata Nanang.
Nanang mengungkapkan, untuk mewaspadai membludaknya kasus DBD maupun penyakit lainnya pada tahun ini, bupati Cirebon telah menginstruksikan seluruh camat untuk melakukan pencegahan dini dan kewaspadaan penyakit.
Selain itu, Dinas Kesehatan juga telah menginstruksikan ke seluruh puskesmas untuk melakukan tindakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui gerakan 3M (mengubur, menguras, menutup tempat penampungan air).
Tak hanya itu, bagi daerah endemis dan ditemukan kasus DBD, dilakukan fogging (pengasapan). Sejak awal Januari 2016, fogging sudah dilakukan lima kali.