Selasa 12 Jan 2016 08:13 WIB

Hadapi MEA, Uhamka Datangkan Tenaga Ahli Jerman

Rep: Dyah ratna meta novia/ Red: Winda Destiana Putri
uhamka universitas muhammadiah Prof Dr HAMKA
Foto: dok.uhamka
uhamka universitas muhammadiah Prof Dr HAMKA

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA (UHAMKA) bekerja sama dengan pemerintah Jerman mengadakan workshop sosialisasi bantuan tenaga ahli dari Jerman untuk Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Indonesia.

Rektor UHAMKA Suyatno mengatakan, kegiatan workshop dilaksanakan dalam rangka peningkatan kualitas tenaga pengajar perguruan tinggi sebagai penyedia sumber daya manusia, khususnya untuk menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

"Workshop kerjasama dengan Senior Experten Service (SES) ini dilaksanakan selama dua hari, 11-12 Januari 2015 di Hotel Amarossa, Jakarta," katanya, Senin, (11/1).

Sebanyak 18 perguruan tinggi Muhammadiyah hadir sebagai peserta workshop. Sosialisasi ini dilakukan agar para dosen memahami persyaratan dan prosedur pengajuan bantuan tenaga ahli, serta asistensi penulisan proposal pengajuan bantuan tenaga ahli.

"Bantuan Jerman merupakan suatu berkah. Untuk mendapatkan bantuan tidak begitu saja diberikan, kita harus membuat proposal project," ujar Suyatno.

Bagi UHAMKA, terang dia, workshop sosialisasi bantuan tenaga ahli Jerman merupakan upaya peningkatan kualitas dosen, kualitas akademik, dan secara khusus kualitas kurikulum untuk mewujudkan target menjadi perguruan tinggi yang memiliki keungggulan di bidang pendidikan.

Wakil Rektor I UHAMKA Gunawan Suryoputro mengatakan, bantuan tenaga ahli Jerman memiliki kualifikasi yang tinggi. Rata-rata mereka adalah pensiunan perguruan tinggi.

"Harapannya di tahun 2020 UHAMKA memiliki SDM yang terkualifikasi sesuai dengan standar perguruan tinggi yang unggul. Selama dua hari, peserta workshop akan ikut merumuskan kebutuhan tenaga ahli Jerman sekaligus menyelesaikan proposal kebutuhan pengajuan tenaga ahli agar dapat segera direalisasikan pada tahun 2016."

Bantuan yang diberikan pemerintah Jerman, lanjutnya, hanya berupa tenaga ahli yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing perguruan tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement