Senin 11 Jan 2016 19:57 WIB

Ini Penjelasan Ical Soal Golkar Dukung Pemerintah

Rep: Halimatus Sa'diyah/Ratna Puspita/ Red: Bilal Ramadhan
Aburizal Bakrie (kiri).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Aburizal Bakrie (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Bali Aburizal 'Ical' Bakrie mengatakan partai yang dipimpinnya akan mendukung pemerintah dalam membangun negara. Namun, Golkar akan memberikan dukungan dari luar pemerintah.

Ia menyatakan dukungan terhadap pemerintah tidak harus dilakukan dengan cara bergabung dalam pemerintahan. Dia mengaku sudah menyatakan itu dalam pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Senin (11/1). "Kan tidak harus, kenapa harus," kata Aburizal.

Dia menambahkan Koalisi Merah Putih (KMP) yang beranggotakan partai-partai pendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa seperti Partai Golkar, Partai Gerindra, dan Partai Keadilan Sejahtera, tetap ada sebagai paguyuban. Dia juga mengaku sudah berkomunikasi dengan partai lain di KMP. "Sudah, dengan Pak Prabowo sudah," ujarmya.

Ia memahami keinginan Presiden bahwa untuk melakukan pembangunan dalam kondisi ekonomi yang sulit diperlukan stabilitas politik. Namun, berada di luar pemerintahan tidak lantas membuat Golkar enggan berkomunikasi dan duduk bersama dengan pemerintah.

Golkar harus dapat duduk bersama pemerintah dalam menjalankan pembangunan nasional sehingga pemerintah dapat menjalankan semua misi dan visi serta langkah-langkahnya. Golkar akan tetap melakukan komunikasi politik yang erat dengan pemerintah untuk memberikan masukan-maskan dalam pengambilan kebijakan.

Ia pun memastikan Golkar akan berusaha menjaga stabilitas politik karena menjadi amanat rapat konsultasi nasional. Dia menambahkan, dukungan terhadap pembangunan yang berkelanjutan merupakan bagian dari visi dan misi Golkar.

Untuk dapat memastikan tujuan pembangunan terlaksana maka semua kekuatan politik bangsa harus bersatu. "Kekuatan politik dari bangsa yang beragam ini agar kita smua bisa solid sebagai bangsa, satu indonesia yang satu yang dapat membangun satu kejayaan daripada bangsa indonesia," jelasnya.

Partai Golkar bersengketa setelah Pemilihan Umum (Pemilu) 2014. Golkar terpecah menjadi kubu Aburizal dan kubu Agung Laksono. Jokowi mengundang Aburizal dan Agung pada Senin (11/1) untuk meminta para petinggi Golkar itu menyelesaikan konflik internal demi percepatan pembangunan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement