REPUBLIKA.CO.ID,GORONTALO -- Sekitar 617 hektare areal persawahan di Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, terancam gagal panen.
Camat Kwandang Arifin Soga, Senin di Gorontalo, mengaku kekeringan yang masih melanda wilayah tersebut yang menyebabkan lahan persawahan tidak optimal. "Hujan turun tidak intensif, mengakibatkan debit air beberapa sungai di wilayah ini sangat sedikit," ujarnya.
Seperti pasokan air dari sungai Posso, yang sebelumnya berkisar 450-500 liter per detik, kini tinggal 40-50 liter per detik, padahal sungai tersebut menjadi salah satu andalan sumber air untuk pertanian di wilayah ini.
Itupun mulai tidak mampu memenuhi kebutuhan pengairan areal persawahan irigasi, sehingga petani terancam gagal produksi.
Arifin mengaku, turun ke 18 desa di wilayah tersebut setiap harinya, menemui petani dan mengimbau agar mereka tidak panik dengan kondisi yang ada.
Mengingat ancaman gagal panen telah dilaporkan ke pemerintah daerah untuk segera ditangani, seperti melakukan gerakan pompanisasi khusus di lokasi persawahan tadah hujan.
Kekeringan pun mengancam 900 hektare ladang di wilayah ini, sehingga upaya-upaya khusus diharapkan segera dilakukan untuk membantu petani.
Pihaknya kata Arifin, sudah mengeluarkan imbauan kepada petani dan masyarakat luas untuk tetap menjaga kondusifitas daerah, seperti tidak melakukan aksi saling berebutan air.
Linda Djafar, warga Desa Katialada Kecamatan Kwandang berharap, pemerintah daerah kembali menyalurkan bantuan air bersih gratis seperti yang dilakukan akhir tahun 2015 lalu.
"Masyarakat sangat sulit mendapatkan pasokan air bersih baik dari sumur maupun distribusi melalui sarana penyedia air minum (SPAM), sehingga harapan agar pemerintah daerah kembali menyalurkan air bersih gratis di wilayah ini sangat diinginkan," ujar Linda.