Senin 11 Jan 2016 16:04 WIB

Musim Tanam Rendeng, Petani di Pantura Kekurangan Air

Rep: lilis handayani/ Red: Taufik Rachman
Petani membawa bibit padi untuk ditanam di persawahan.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Petani membawa bibit padi untuk ditanam di persawahan.

REPUBLIKA.CO.ID,  INDRAMAYU -- Memasuki musim tanam rendeng (penghujan) 2015/2016, para petani di pantura Kabupaten Indramayu dan Cirebon justru mengalami kekurangan air. Pompanisasi pun terpaksa dilakukan untuk mengairi tanaman padi milik mereka.

Berdasarkan pantauan Republika di Kabupaten Indramayu, sistem pompanisasi di antaranya dilakukan petani di Kecamatan Sliyeg, Kandanghaur, Losarang, Jatibarang dan Lelea. Pompanisasi dilakukan untuk menyedot air dari saluran irigasi maupun saluran pembuang agar bisa masuk ke areal persawahan.

''Pompanisasi itu bahkan baru digunakan untuk persemaian, belum untuk tanam,'' kata Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, Senin (11/1).

Sutatang menyatakan, pompanisasi terpaksa dilakukan karena hujan tak kunjung turun dan pasokan air irigasi masih kurang. Padahal, saat ini sudah memasuki pekan kedua Januari 2016.

Para petani khawatir jika musim tanam rendeng tak segera dimulai, maka mereka tak bisa melakukan tanam gadu (kemarau). Pasalnya, mundurnya musim tanam rendeng akan membuat musim tanam gadu juga mundur dan terancam kekeringan.

''Jadi walau air saat ini masih kurang, petani memaksa untuk memulai persemaian meski harus menggunakan pompanisasi,'' terang Sutatang.

Untuk menggunakan pompanisasi, petani harus merogoh kocek lebih dalam. Untuk mengairi lahan persemaian seluas satu hektare, dibutuhkan sekitar tiga sampai lima hari penyedotan air, dengan kebutuhan premium mencapai tujuh sampai sepuluh liter per hari.

''Tanah di sawah retakannya besar karena kekeringan di musim kemarau sangat parah, jadi butuh banyak air,'' terang Sutatang.

Para petani pun berharap, pasokan air dari saluran irigasi bisa meningkat. Pasalnya, saat ini persemaian harus segera ditanam sehingga dibutuhkan banyak air.

Saat ini, umur persemaian rata-rata berkisar 10 - 25 hari. Jika umur persemaian lebih dari 40 hari tak segera ditanam, maka akan menghasilkan produktivitas padi yang rendah.''Kekeringan tahun ini paling parah setidaknya sejak 25 tahun terakhir,'' terang Sutatang.

Sementara itu, kondisi serupa juga terjadi di Kabupaten Cirebon. Untuk mengairi sawah, para petani juga harus menggunakan pompanisasi.''Kami patungan untuk menyewa mesin pompa air,'' ujar seorang petani di Desa Gua Lor, Kecamatan Kaliwedi, Kabupaten Cirebon, Dasta.

Dasta menyatakan, pompanisasi terpaksa dilakukan karena hujan masih minim dan pasokan air dari irigasi masih kurang. Akibatnya, air tidak bisa mencapai areal persawahan.

Kepala Desa Gua Lor, Kecamatan Kaliwedi, Maksudi menyatakan, jika tak menggunakan pompanisasi, maka musim tanam rendeng di desanya belum bisa dimulai. Pasalnya, pasokan air irigasi masih minim.

Dengan inisiatif yang dilakukan para petani untuk patungan menyewa mesin pompa, sekitar 500 hektare areal pertanian di Desa Gua Lor saat ini sudah ditanami padi. Adapun umur tanaman padi yang masih muda sudah lebih dari dua minggu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement