Senin 11 Jan 2016 15:44 WIB

Aher Dorong Cirebon Komunikasi ke Pusat Terkait Pelabuhan

Rep: arie lukihardianti/ Red: Taufik Rachman
Buruh angkut memanggul tepung ke sebuah truk saat bongkar muat tepung sagu di Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat, Selasa (3/4).
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Buruh angkut memanggul tepung ke sebuah truk saat bongkar muat tepung sagu di Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat, Selasa (3/4).

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG -- Pemberhentian Sementara Bongkar Muat (kargo) Batu Bara di Pelabuhan Cirebon terhitung mulai 7 Januari 2016 pukul 18.00 WIB mengundang reaksi.

Menurut Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, Ia bisa memahami penutupan tersebut mengingat adanya dampak lingkungan pada masyarakat sekitar pelabuhan. Namun, Ia akan  mendorong Pemerintah Kabupaten Cirebon bisa berkomunikasi dengan pusat terkait penutupan ini.

"Cirebon harus ngobrol dengan pusat yang menutup pelabuhan untuk Perbaikan SOP (standard operasional prosedur) dulu," ujar Heryawan yang akrab disapa Aher, kepada wartawan, Senin (11/1).

Aher mengatakan, SOP tersebut supaya tidak merusak lingkungan. Namun, penutupan pelabuhan harus dilakukan sementara kalau tak sementara akan repot. "Kita sedang memperbanyak energi, kalau kita tutup repot. Kebutuhan energi kan dari situ," katanya.

Menurut Aher, pembangkit listrik milik perusahaan besar maupun lokal, sangat begantung pada batu bara. Pasokan batu bara, sangat bergantung sama Cirebon.“Memang masyarakat terganggu, tapi ini industri nanti pasokan batubaranya darimana? “ katanya.

Menurutnya para pihak harus memikirkan dampak berkurangnya batu bara bagi kepentingan industri dan dunia usaha juga pembangkit listrik. Ia pun khawatir jika persoalan ini berlarut maka akan ada dampak ekonomi lanjutan seperti pemutusan hubungan kerja (PHK).

“ Tapi kita sepakati juga harus ada penyelesaian yang tepat untuk mencegah dampak buruk bagi masyarakat Cirebon,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement