Ahad 10 Jan 2016 13:48 WIB

Persediaan Masker Kota Malang Menipis

Rep: Lintar Satria/ Red: Winda Destiana Putri
Tampak seorang wanita memakai masker.
Foto: corbis
Tampak seorang wanita memakai masker.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Persedian stok masker untuk warga Kota Malang semakin menipis.

Hal ini disebabkan hujan abu vulkanik yang mengguyur Kota Malang pada Jumat (8/1), membuat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang sudah membagikan 10 ribu masker.

Kini persedian masket tinggal 5 ribu buah, BPDB Kota Malang menyatakan siap menerima sumbangan masker dari berbagai pihak.

"Sudah ada beberapa yang bilang akan membantu tapi karena birokrasi, kami disarakn untuk membuat surat pengajuan terlebih dulu. Ini masih akan kami tindak lanjuti," kata Kepala BPDB Kota Malang J Hartono, Ahad (10/1).

BPDB Kota Malang juga akan berkoordinais dengan Dinas Kesehatan Kota Malang agar masker dapat dibagikan secara terpusat. Masker hanya dibagikan oleh BPDB dan Dinkes Kota Malang saja. Hartono mengatakan karena khawatir jika banyak pihak yang membagikan berpotensi membuat penyebarannya tidak merata.

Hartono mengatakan jika pembagian masker dilakukan oleh banyak pihak pembagian masker menjadi tidak efektif. Karena ada kemungkinan satu daerah dapat menerima pembagian masker dua kali.

Hartono menjelaskan jumlah masker yang dibutuhkan bila hujan abu kembali mengguyur Kota Malang mencapai 20 ribu masker. Itu pun hanya untuk antisipasi awal, dengan jumlah penduduk Kota Malang yang mencapai 800 ribu jiwa jumlah antisipasi kebutuhan masker hanya memenuhi seperempat penduduk Kota Malang.

"Karena masker yang digunakan masker sekali pakai, kalo dihitung riil ya jumlahnya masih kurang banyak," kata Hartono.

Sebelumnya Kepala Tim Tanggap Darurat Erups Gunung Bromo Iing Kusnadi mengatakan sejak Sabtu dini hari terjadi 12 kali letusan yang tergolong eksplosi.

Terutama empat letusan yang terjadi pada Sabtu pagi. Letusan tersebut disertai gempa vulkanik dengan getaran amplitudo jarum seismograph mencapai 42 milimeter. Getaran paling lama bertahan sampai 23 detik. Ia mengatakan hal ini merupakan aktivitas terbesar yang terjadi sejak status Gunung Bromo naik menjadi siaga.

Iing mengatakan empat letusan vulanik besar tersebut disertai suara gemuruh dari dalam tanah dan pancaran sinar api meski samar telihat. Abu vulkani pun berwarna kuning kemerahan dengan ketinggan semburan abu vulkanik mencapai 900 meter dari puncak kawah. Abu vulkanik tidak seperti biasanya yang berwarna abu-abu

"Arah abu vulkanik menuju barat laut atau ke wilayah Kabupaten Malang," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement