REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bandara Haji Asan Sampit, memperingatkan ancaman gelombang tinggi di perairan Kalimantan menuju laut Jawa.
"Ya, gelombang sedang tinggi hingga beberapa hari ke depan. Ini harus diwaspadai, khususnya untuk perahu kecil," kata Kepala BMKG Stasiun Bandara Haji Asan Sampit, Yulida Warni, Sabtu (9/1).
Gelombang di perairan Kalimantan menuju laut Jawa biasanya hanya berkisar antara 0,5 hingga 1,5 meter. Namun sejak dua hari terakhir, prediksi BMKG menunjukkan gelombang berpotensi meninggi hingga 2,5 meter sehingga harus diwaspadai.
Tingginya gelombang yang mencapai 2,5 meter, harus diwaspadai oleh nakhoda, khususnya kapal kecil yang biasa digunakan nelayan untuk mencari ikan. Ketinggian gelombang tersebut bisa saja menghantam keras dan membalikkan kapal nelayan.
Nelayan diminta meningkatkan kewaspadaan saat melaut di musim cuaca buruk seperti sekarang. Jika cuaca memburuk, nelayan disarankan menunda keberangkatan karena cuaca bisa berubah ekstrem dalam waktu singkat dan membahayakan keselamatan mereka.
"Jika terjadi angin kencang mendadak atau tiba-tiba sekitar lima menit dengan kecepatan mencapai 25 knots, maka bisa memicu gelombang tinggi. Itu yang berbahaya," sambung Yulida.
Tingginya gelombang dikhawatirkan berpengaruh terhadap pasokan barang kebutuhan ke Sampit karena sebagian masih didatangkan dari luar Kalimantan. Gelombang tinggi juga bisa berimbas pada menurunnya hasil tangkapan sehingga harga ikan laut berangsur naik.
Seperti terlihat di Pasar Keramat Sampit, sejumlah ragam ikan laut yang dijual pedagang tidak sebanyak biasanya. Bahkan, ada jenis ikan tertentu seperti tongkol putih, sudah beberapa hari nyaris tidak ada yang menjualnya. Jika pun ada, harganya sangat mahal dibanding biasanya.