REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Warga Desa Benteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, mengeluhkan pencemaran udara akibat aktivitas pertambangan di gunung kapur Cibodas. Menurut warga, asap hitam dan partikel debu dari proses pembakaran batu kapur kerap terbawa angin hingga permukiman.
Warga RW 01 Desa Benteng, Dedi Supriyadi (67 tahun) mengatakan, tingkat pencemaran udara meningkat selama enam tahun terakhir. Pada tahun 2000, ketika Dedi baru berdomisili di desa tersebut, kondisi pencemaran tidak separah saat ini.
Pria asal Bandung itu mengatakan, kini asap dan debu kerap mencapai tingkat dua kediamannya. Debu lekas menebal di lantai dan harus sering dibersihkan.
"Sekarang volume asap hitamnya semakin tebal, jika cuaca sedang jelek atau angin kencang makin terasa," kata Ketua Forum Desa Siaga itu kepada Republika.co.id, Jumat (8/1).
Hal yang merisaukan, kata Dedi, ialah ancaman kesehatan yang mengintai. Pada tahun 2013, cucu ketiga Dedi yang masih bayi diketahui mengidap ISPA sehingga kembali pindah ke Bandung.
Disampaikan Dedi, asap hitam menebal setiap pagi usai Subuh hingga pukul tujuh. Aktivitas pembakaran para produsen batu kapur lokal itu diduga berlangsung sekira pukul tiga hingga lima pagi.
Kepala Desa Benteng, Faka Harika, menghadapi dilema dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Pasalnya, aktivitas gunung kapur yang menjadi sumber pencemaran berada di luar batas wilayahnya, melainkan masuk dalam teritorial Desa Ciampea, Kecamatan Ciampea.