Jumat 08 Jan 2016 09:29 WIB

Buku 100 Tahun Kebun Binatang Surabaya Diterbitkan

Sejumlah pengunjung naik Unta di Kebun Binatang Surabaya (KBS), Surabaya, Jawa Timur.
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat/ca
Sejumlah pengunjung naik Unta di Kebun Binatang Surabaya (KBS), Surabaya, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Penulis dan aktivis kebudayaan di Surabaya Henri Nurcahyo menerbitkan buku berjudul "Seratus Tahun Kebun Binatang Surabaya" sebagai kado ulang tahun untuk tempat wisata dan lembaga konservasi itu.

"Sebagai sebuah kado, maka saya sengaja tidak meminta (ongkos) produksi buku ini dari pihak KBS, namun mengajak pihak-pihak lain yang memiliki kepedulian yang sama," kata Henri dalam keterangan di Surabaya, Jumat (8/1). 

Sebagai penulis dia merasa tertantang untuk berbuat sesuatu ketika ada momen istimewa. Usia KBS yang memasuki satu abad menjadi moment penting bagi ikon dan kebanggaan warga Surabaya dan Jawa Timur pada umumnya itu.

Karena itu dia berharap ada berbagai pihak untuk ikut serta memberikan kado dalam bentuk penerbitan buku ini. "Sebagai penulis, tugas saya menulis, dan saya harap ada pihak lain yang bergabung dengan saya untuk mewujudkan program ini," kata penulis yang sudah menghasilkan 40 judul buku tersebut.

Selama ini Henri memang dikenal sebagai penulis seni budaya. Namun ternyata pernah menjalani pendidikan formal di Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, meski tidak diselesaikan.

Henri yakin, dengan usia sepanjang 100 tahun ini, kebun binatang tertua di Indonesia dan pernah menjadi yang terbesar di Asia Tenggara itu memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi sebagai tempat pelestarian binatang dan sarana edukasi.

Sejak pertama kali didirikan 31 Agustus 1916, sudah banyak kisah yang terekam dalam perjalanan panjang KBS. Menurutnya, KBS pernah selama sekian waktu menjadi bulan-bulanan media massa gara-gara kemelut kepengurusan yang dikaitkan dengan hewan-hewan yang mati.

KBS memasuki babak baru ketika kepemilikan dan pengelolaannya diambil alih oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Maka sejak saat itulah dicanangkan babak baru pengelolaan KBS secara profesional dan diharapkan benar-benar dapat memberikan kemaslahatan bagi masyarakat umum.

Namun demikian, buku yang ditulis secara populer ini tidak dimaksudkan untuk membeberkan konflik pengurus yang berkepanjangan selama ini. Sebab buku ini lebih banyak bercerita mengenai perjalanan KBS dan bukan perjalanan konfliknya.

Selain itu, dengan adanya buku tersebut diharapkan dapat memberikan bahan bacaan yang edukatif terkait KBS bagi dunia pendidikan dan masyarakat umum. Sedangkan bagi KBS sendiri, juga dapat berfungsi sebagai sarana evaluasi dan sekaligus promosi bagi pengembangan KBS di masa mendatang.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement