REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia melalui Kementerian Pertahanan menggandeng Korea Selatan untuk membuat pesawat tempur KFX IFCX. Kerja sama yang sempat tertunda pada 2015 ini kembali dilanjutkan.
Keduanya menandatangani kontrak CSA di Kantor Kemenhan, Kamis (6/1). Kerja sama ini merupakan pembuatan lima prototipe atau purwarupa pesawat tempur. Empat prototipeakan dibuat di Korsel, sedangkan satu purwarupa dirakit di Indonesia.
Menteri Pertahanan Jendral (Purn) Ryamizard Ryacudu menargetkan semua prototipeselesai pada 2020 mendatang. Ia juga yakin pada 2025, Indonesia bisa membuat dua skuadron pesawat tempur.
"Pada 2025 target kita bikin dua skuadron. Infrastruktur sudah siap. PT DI juga sudah siap. Ya iyalah, masa negara kita gak bisa buat yang lain bisa. Kita juga harus bisa. Ini sudah saatnya," ujar Ryamizard, Kamis (6/1).
Dalam program tersebut, Indonesia dan Korsel membagi biaya operasionalsebesar 20-80 persen. Indonesia akan mengucurkan dana 20 persen dari keseluruhan total biaya pembuatan purwarupa pesawat tempur tersebut. Kemenhan pun akan menggelontorkan Rp 18 triliyun dalam proyek tersebut.
Meski sempat tertunda, kerja sama dengan Korsel ini dianggap Ryamizard baik dan termukhtahir. Ia mengungkapkan, penundaan pada 2015 karena kondisi ekonomi Indonesia yang sedang goyah.