REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Curah hujan yang belum stabil akhir tahun lalu, membuat petani di sebagian besar sentra produksi padi di Lampung, telat memasuki musim tanam. Sebagian petani baru mengelola sawahnya pada awal bulan ini, lantaran perubahan cuaca ke musim hujan mulai normal.
"Seharusnya Desember sudah masuk musim tanam. Tapi, hujannya masih tidak normal, masih banyak daerah yang kering," kata Wardoyo, petani di Palas, Kabupaten Lampung Selatan, Kamis (7/1).
Ia bersama petani di daerah tersebut baru memasuki musim tanam rendeng awal Januari. Mereka menilai curah hujan di wilayah mulai normal, sehingga tidak merugikan petani bila sudah menebar bibit padi.
Menurut dia, musim tanam sekarang, diprediksi akan panen pada April mendatang. Padahal, bila Desember sudah masuk musim tanam, maka awal Maret sudah ada petani yang panen.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Lampung Selatan, Mugiyono menyebutkan, luas tanam baru sudah mencapai 9.000 hektare (ha). Sedangkar target luas tanam petani di kabupaten tersebut, seharusnya mencapai 62 ribu ha.
Pada Januari ini, DTPH Lampung Selatan, mengharapkan petani mempercepat proses tanam sehingga target tanam musim rendeng tersebut tercapai. Tahun lalu, DTPH menyebutkan masih banyak areal sawah petani yang masih kering sehingga telat masuk musim tanam rendeng Desember lalu.
Telatnya musim tanam rendeng, berdampak tidak mencapai target dua kali tanam pada musim rendeng di beberapa kecamatan. Sebab, memasuki bulan April diperkirakan sudah mulai masuk musim kemarau.
Di Lampung Selatan, luas areal sawah ada 45 ribu hektare, untuk mencapai target luas tanam 60 ribu ha, dengan melakukan penanaman dua kali pada musim rendeng ini, diprediksi sangat sulit.