REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- PT Angkasa Pura I Bandara Ahmad Yani Semarang, Jawa Tengah, meminta rekrutmen tenaga portir yang bertugas mengurusi bagasi penumpang pesawat terbang lebih diperketat menyusul sejumlah kasus pencurian barang bawaan milik penumpang.
"Pola rekrutmen harus lebih teliti dan jeli, khususnya yang berkaitan dengan kejujuran," kata General Manajer PT Angkasa Pura I Bandara Ahmad Yani Semarang Prijo Jatmiko di Semarang, Rabu.
Menurut dia, area di sekitar bagasi pesawat mudah "menggoda" orang-orang yang berada di sekitarnya. Terlebih lagi, kata dia, banyak penumpang yang tergesa-gesa sehingga mengesampingkan aspek kewaspadaan dan pengamanan barang bawaannya.
Untuk mengantisipasi terjadinya kembali pencurian di area bagasa pesawat, kata dia, pengelola Bandara Semarang telah melakukan sejumlah upaya. Antara lain mengumpulkan seluruh petugas portir serta memberikan penegasan tentang risiko tugas yang mereka emban.
"Kami tekankan kalau hukumannya pecat, bahkan ada ancaman pidananya," katanya.
Selain itu, kata dia, pengecekan terhadap bawaan petugas portir juga diperketat. "Apa yang dibawa saat masuk kerja harus sama dengan yang dibawa saat pulang," katanya.
Ia juga mengungkapkan tentang ada pemeriksaan acak terhadap petugas yang sedang berdinas.
Sebelumnya, PT Angkasa Pura I Bandara Ahmad Yani Semarang mengungkap kasus pencurian isi bagasi milik penumpang pesawat terbang yang dilakukan oknum petugas portir bandara di Ibu Kota Jawa Tengah tersebut.
Peristiwa pencurian satu jam tangan merek Rolex dari bagasi pesawat GA 246 tersebut terjadi pada 28 Desember 2015.
Pelaku bernama Priyo Adi Wicaksono (21), pegawai PT Gapura Angkasa, warga Jalan Wologito Utara, Kembangarus, Semarang Barat tersebut, sudah tiga tahun bekerja untuk mengurusi bagasi khusus maskapai Garuda Indonesia.