Rabu 06 Jan 2016 16:21 WIB

Seorang Warga Sukabumi Meninggal Akibat DBD

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Friska Yolanda
 Seorang petugas melakukan pengasapan (fogging) untuk membasmi nyamuk demam berdarah.
Foto: ANTARA/Fikri Yusuf
Seorang petugas melakukan pengasapan (fogging) untuk membasmi nyamuk demam berdarah.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Sukabumi mulai meningkat. Bahkan, ada seorang warga di selatan Sukabumi yang dikabarkan meninggal dunia akibat penyakit yang disebarkan melalui nyamuk tersebut.

Informasi dari relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sukabumi menyebutkan, warga yang meninggal adalah Ela (33 tahun) warga Desa Tamanjaya, Kecamatan Ciemas. "Sebelum meninggal, korban sebelumnya sempat dibawa ke puskesmas," ujar Relawan PMI di Kecamatan Ciemas Endang kepada Republika.co.id, Rabu (6/1).

Namun karena kondisinya memburuk, warga tersebut akhirnya meninggal dunia pada 31 Desember 2015. Selain Ela, ada sejumlah warga lainnya yang terkena DBD dan kini mendapatkan perawatan di puskesmas dan rumah sakit.

Penyebaran penyakit DBD juga terjadi di wilayah selatan Sukabumi lainnya, seperti Ciwaru dan Surade. Maraknya kasus DBD ini membuat warga khawatir. Sehingga, warga meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk melakukan pengasapan di permukiman warga. 

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi Didi Supardi mengatakan hingga kini belum menerima adanya laporan meninggalnya seorang warga akibat DBD. "Data pastinya ada di bidang P2PL (Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan)," ujarnya.

Namun, upaya penanganan pasien DBD saat ini dilakukan terlebih dahulu di puskesmas. Selepas itu, baru bisa dirujuk ke rumah sakit.

Didi mengatakan, upaya penanganan DBD di masyarakat paling efektif dengan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dan penyehatan lingkungan. "Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, sementara jentiknya tidak," kata Didi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement