Rabu 06 Jan 2016 13:39 WIB

167 Ribu SDM Tersertifikasi, Sektor Pariwisata Siap Hadapi MEA

Wisatawan asing menikmati pemandangan gugusan Bima Sakti atau Milky Way yang terlihat membujur di langit selatan pulau Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, Ahad (16/8).    (Antara/M Agung Rajasa)
Wisatawan asing menikmati pemandangan gugusan Bima Sakti atau Milky Way yang terlihat membujur di langit selatan pulau Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur, Ahad (16/8). (Antara/M Agung Rajasa)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah sumber daya manusia (SDM) pariwisata yang telah tersertifikasi hingga saat ini mencapai lebih dari 167 ribu orang. Hal ini menunjukkan sektor pariwisata sangat siap menyambut persaingan di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

"Kita sudah sangat siap. Faktanya untuk sektor SDM pariwisata hingga tahun 2015 sudah 172 ribu yang tersertifikasi. Jumlah ini melebihi target," ujar Ahman Sya, Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) kepada Republika.co.id, Rabu (6/1).

Hingga tahun 2019 ditargetkan SDM pariwisata yang tersertifikasi mencapai lebih dari 800 ribu.

Guna mencapai target tersebut, Kemenpar akan melakukan kerja sama dengan seluruh perguruan tinggi penyelenggara pendidikan tinggi pariwisata.

Dalam rapat koordinasi yang telah dilakukan sebelumnya, ujar Ahman, 105 perguruan tinggi yang hadir telah menyepakati tiga hal. Pertama mereka siap mendukung dan berpartisipasi aktif mensukseskan program pembangunan pariwisata. Kedua, menetapkan kurikulum berbasis kompetensi.

"Dan ketiga adalah melakukan sertifikasi terhadap lulusannya dengan standar ASEAN. Kita akan memfasilitasi pembentukan LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) untuk mensertifikasi setiap lulusan," ujar Ahman.

Tidak hanya di jenjang perguruan tinggi, hal yang sama juga akan diterapkan di sekolah menengah kejuruan pariwisata. Dalam waktu dekat pihaknya juga akan mengundang pihak SMK untuk melakukan rapat koordinasi.

"Sama seperti di perguruan tinggi, kita akan minta komitmen dan partisipasi aktif mereka untuk menghasilkan SDM tersertifikasi," ujar Ahman.

Semua ini dikatakan Ahman akan mendukung program presiden yang menetapkan Pariwisata sebagai leading sector yang ditargetkan dapat menyumbangkan devisa negara mencapai 12 miliar dolar AS di tahun 2015 kemarin.

Sebelumnya Kepala Bagian Perlindungan Konsumen Kementerian Koordinator Perekonomian Anas Arief melihat sektor pariwisata belum siap menghadapi MEA. Ia mengatakan banyak jasa tertentu di pariwisata yang belum tersertifikasi seperti guide atau driver dengan SIM Internasional.

(baca: Ini Keunggulan Indonesia Hadapi MEA)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement