Selasa 05 Jan 2016 17:22 WIB

Harga BBM Turun, Tarif Angkutan Masih Ogah-ogahan

Rep: Eko widiyatno/ Red: Angga Indrawan
Petugas mengisi bahan bakar jenis premium di salah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jakarta, Rabu (30/12).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Petugas mengisi bahan bakar jenis premium di salah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jakarta, Rabu (30/12).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO --  Pemerintah sudah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM). Meski demikian, harga tarif angkutan sejauh ini belum ada tanda-tanda akan diturunkan. Seperti di Kabupaten Banyumas, para awak angkutan umum masih belum mendapat informasi mengenai kemungkinan adanya penurunan tarif angkutan.

"Belum tahu lho, Mas. Sampai sekarang belum ada informasi soal tarif angkutan. Sesama sopir angkutan, juga belum ada yang membicarakan soal itu," ujar Pujianto (43 tahun), seorang sopir angkutan yang ditemui di Terminal Bulupitu, Purwokerto, Selasa (5/1).

Dia juga menyebutkan, sampai hari ini juga belum ada penumpang yang menanyakan soal tarif angkutan yang dia kenakan. "Tidak tahu besok," katanya.

Menurutnya, sesuai ketentuan terakhir pihak Organda Banyumas, dia menarik ongkos angkutan pada setiap penumpang sebesar Rp 4.000 untuk jarak jauh-dekat. Dengan tarif sebesar itu, pendapatan yang dia peroleh untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sebenarnya sudah sangat terbatas.

Akbar Tandjung Disanksi Kubu Ical, Ini Reaksi Munas Ancol

"Jangan bayangkan jumlah penumpang angkutan kota sama dengan dengan pada masa lalu. Saat ini, lebih banyak orang yang menggunakan sepeda motor dan kendaraan pribadi sehingga mereka yang menggunakan jasa angkutan umum, hanya mereka yang tidak bisa menggunakan motor saja," paparnya.

Dengan rute keliling kota sebanyak 3 rit sehari, dia mengaku paling hanya mendapatkan uang paling banyak Rp 200 ribu. Pendapatan tersebut masih dikurangi biaya pembelian BBM rata-rata 20 liter per hari dan biaya setoran pada pemilik kendaraan.

"Paling setiap hari kami hanya mendapatkan uang Rp 50 ribu-Rp 75 ribu untuk keluarga," katanya.

Untuk itu, dia menyatakan, kalau memang tarif angkutan hendak diturunkan, dia berharap penurunan tarifnya tidak sampai mengurangi pendapatannya untuk keluarga. Namun, dia berharap, penurunan harga BBM tidak sampai diikuti dengan penurunan tarif angkutan. 

"Lagi pula penurunan harga BBM-nya tidak seberapa, hanya Rp 350 rupiah per liter dari Rp 7.400 menjadi Rp 7.050. Kecuali turunnya sampai Rp 1.000 per liter, maka tarif angkutan sudah selayaknya ikut turun," ujarnya.

Baca juga: Tiga Orang Tewas Terjatuh dari Gondola Mal

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement