REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan menunggu peraturan presiden (perpres) jika nantinya diberikan kesempatan mengambil peran pembangunan KRL bandara dari stasiun Manggarai menuju Soekarno-Hatta.
Humas Ditjen Perkeretapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Joyce Hutajulu mengatakan pihaknya tidak memiliki kewenangan dalam pembangunan rute tersebut. Namun ia mengisyarakat Ditjen Perkeretaapian bisa saja turut disertakan dalam proyek asalkan ada perpres baru yang mengatur tentang hal tersebut.
'Kita menunggu keputusan Presiden saja untuk bisa mengambil peran dalam proyek itu," katanya kepada Republika, Selasa (5/1).
Lebih lanjut, kata Joyce saat ini pemegang proyek rute itu jatuh kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI) berdasarkan Perpres nomor 83 tahun 2011.
Sesuai Pepres Nomor 83/2011 itu, penugasan kepada PT KAI meliputi kegiatan pembangunan prasarana perkeretaapian, pengoperasian prasarana perkeretaapian, perawatan sarana perkeretaapian dan pengusahaan sarana kereta api.
Diketahui, pembangunan Kereta Bandara pada tahun ini akan dilakukan dari Stasiun Batu Ceper ke Stasiun Bandara Soekarno Hatta sepanjang 12,1 km.
Proyek jalur KA Bandara ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari Perpres No. 83 Tahun 2011 tanggal 24 November 2011 tentang Penugasan kepada PT KAI untuk menyelenggarakan Prasarana dan Sarana kereta Bandara Soekarno Hatta dan Jalur Lingkar Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi.
Nantinya KA Bandara akan beroperasi dari Stasiun Manggarai ke Stasiun Bandara Soekarno Hatta melewati Stasiun Sudirman Baru, Duri, dan Batu Ceper sebagai stasiun pemberhentian. Total jarak yang dilintasi adalah sepanjang 36,3 km yang terdiri dari 24,2 km jalur eksisting dan 12,1 km jalur baru.
Proyek pembangunan kereta Bandara dilakukan oleh PT KAI dalam hal pembangunan prasarana infrastruktur antara lain berupa pengadaan lahan, signaling, listrik aliran atas, pembangunan stasiun di luar kawasan Bandara Soekarno-Hatta.
Sementara itu, PT Railink mendapat tugas pengerjaan penyediaan sarana kereta Bandara. Hingga saat ini PT Railink telah memesan 10 KA dari PT INKA. Diharapkan dalam periode 14 hingga 18 bulan, kereta itu dikirimkan oleh PT INKA.
Total biaya pembangunan KA Bandara Soekarno Hatta diperkirakan mencapai 2,5 triliun rupiah. Dana itu terdiri dari pinjaman Rp 2 triliun dan sisanya Rp 500 miliar akan akan menggunakan dana kas KAI dan Railink.