REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Kota Batam Kepulauan Riau menjadi kota tujuan utama pencari kerja dari daerah lain di Indonesia, dan juga negara-negara tetangga dalam penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN.
"Batam adalah titik strategis Indonesia tujuan pencari kerja," kata Sekjen Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Abdul Wahab Bangkona, di Batam, Senin.
Banyaknya peluang kerja yang diciptakan industri, ditambah tingginya nilai upah minimum kota menjadi daya tarik pencari kerja datang ke Batam. Jika ada 1.000 orang penganggur yang tersalurkan bekerja di Batam hari ini, maka kemungkinan esoknya datang lagi 1.000 orang pencari kerja baru, ceritanya, karena pergerakan di kota itu begitu dinamis.
Magnet Batam bukan saja menarik pencari kerja dalam negeri, melainkan juga dari tenaga kerja asing. Namun, Abdul Wahab meminta tenaga kerja di Batam tidak khawatir dengan kehadiran TKA, karena menurut dia, tidak selamanya keberadaan TKA merugikan.
"Kami butuh para ahli, untuk mengembangkan industri, sehingga lapangan kerja terbentuk," kata dia.
TKA juga diperlukan untuk transfer teknologi, demi pengembangan SDM dalam negeri. Pemerintah perlu membuat regulasi tersendiri sehingga TKA yang datang membawa manfaat untuk negeri, bukan sebaliknya.
"Yang mengkhawatirkan kalau orang Batam, tapi nganggur. Itu tidak boleh terjadi, harus sama-sama pikirkan," kata dia.
Di sisi lain, menurut dia peluang tenaga kerja Batam untuk bekerja di negara tetangga juga besar, mengingat kemampuannya yang tinggi. Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Batam Zaref menyatakan saat ini terdapat 6.000 orang TKA bekerja di Batam.
Pekerja asing dari berbagai negara, termasuk di luar negara ASEAN itu disetujui pemerintah dengan membayarkan uang Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA).