REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) menekankan agar informasi soal kondisi iklim kepada petani tidak terlambat di 2016.
Laporan dari BMKG harus cepat, tepat, akurat dan apa adanya. Contohnya informasi soal El Nino dan La Nina. Jangan sampai petani terlambat mengetahui kondisi terkini terkait fenomena alam tersebut sehingga gagal mengantisipasi penanaman pangan di 2016.
"Untuk memulai tanam, kita tidak lepas dari ramalan BMKG, seperti di 2015 kemarin, pemerintah terlambat dalam memberikan informasi," kata dia pada Senin (4/1).
Ia menerangkan, tanam padi saat ini tidak lagi Oktober-Maret, tapi dimulai Desember. Pada 2015, informasi yang diperoleh El Nino moderat. Tapi pada kenyataannya, tingkatan El Nino kuat.
Ia tidak paham alasan di balik ketidakakuratan informasi soal iklim tersebut kepada publik termasuk petani. Tapi ia menginginkan di 2016 BMKG memberikan informasi apa adanya. Dengan begitu, petani akan berjaga-jaga menetapkan waktu eksekusi tanam sepanjang 2016.
Jika sejak awal BMKG menginformasikan akan ada el nino kuat, maka petani bisa mengantisipasi dalam usaha tani. Tidak seperti sekarang, kata dia, petani sudah tanam tapi ujung-ujungnya mengalami kekeringan.
Informasi akurat soal iklim sangat penting, terlebih saat ini Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean di 2016. Di sisi lain, kondisi usaha tani belum efisien.
"Kalau dihadapkan langsung dengan produk dari negara Asean lainnya, kita akui akan kerepotan, karena efisiensinya kurang," tutur Winarno.