REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kepala Badan Meteorolgi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Andi Sakya mengatakan hingga Januari ini taraf el nino di Indonesia masih menguat. Saat ini, taraf el nino masih di level 2,3. El Nino yang sudah melanda Indonesia sejak Oktober ini baru akan mencapai titik lemah pada April mendatang.
Andi mengatakan El Nino merupakan fenome yang sukar untuk diprediksi. Menguatnya El Nino di Indonesia kali ini bukan hanya membuat kekeringan di sejumlah wilayah tetapi juga membuat kandungan air dalam tanah menjadi sedikit.
Dampak dari El Nino sampai pada wilayah selatan ekuator. Sedangkan utara ekuator menurut Andi sama sekali tak terdampak."El nino itu pengaruhnya pada sifat curah hujan pada musim hujan ini. Ya dampaknya intensitas hujan saat ini berada dibawah normal sampe normal," ujar Andi saat dihubungi Republika, Senin (4/1).
Andi mengatakan jika hari ini curah hujan tak sebanyak pada tahun tahun sebelumnya karena dampak dari El Nino. Meski Indonesia mempunyai setidaknya 342 zona musim lokal yang mengakibatkan tiap daerah memiliki karakteristik hujannya masing masing.
Meski demikian, Andi menyebut tak perlu khawatir terkait El Nino ini. Banyak pihak menilai El Nino berdampak pada goyahnya ketahanan pangan di Indonesia. Padahal, menurut Andi wilayah yang terdampak El Nino hanya berada di selatan ekuator. Maka pusat ketahanan pangan bisa disentralisasikan pada wilayah utara equator.
"El Nino juga membuat permukaan laut di Indonesia menjadi lebih dingin. Hal ini berdampak pada tingginya zat klorofil di laut. Sehingga banyak ikan yang lewat di perairan Indonesia," ujar Andi.