Senin 04 Jan 2016 01:06 WIB

37 Polisi Bersama Istri di Rote Dicebur ke Laut

  Anggota kepolisian bersiap melakukan patroli usai apel siaga pengamanan Natal dan Tahun Baru 2015 di lapangan parkir Stasiun Gambir, Jakarta, Ahad (19/12).  (Republika/Rakhmawaty La’lang)
Anggota kepolisian bersiap melakukan patroli usai apel siaga pengamanan Natal dan Tahun Baru 2015 di lapangan parkir Stasiun Gambir, Jakarta, Ahad (19/12). (Republika/Rakhmawaty La’lang)

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Sebanyak 37 anggota Polres Rote Ndao, Kupang, diceburkan ke laut bersama istri mereka masing-masing. Hal ini atas kenaikan satu pangrkat mereka lebih tinggi sekaligus untuk memberi kesan bahwa pencapaian harus dilakukan dengan berbagai perjuangan.

"Mereka langsung dimasukkan ke dalam laut dan diperintahkan untuk berbaris di pinggir pantai. Begitupun dengan para istri yang tergabung dalam ibu-ibu bhayangkari yang mendampingi suaminya ikut juga masuk ke laut," kata Kepala Kepolisian Resor Rote Ndao, AKBP Murry Miranda kepada wartawan di Ba'a, Ahad.

Selain itu, acara kenaikan pangkat di laut untuk memotivasi para anggotanya, agar selalu berjuang dengan karya nyata guna mencapai suatu hal yang maksimal.

"Ini kita lakukan berbeda dengan tempat lainnya. Tujuan kita yakni untuk memberi kesan kepada setiap anggota Polres Rote Ndao, di mana dalam memperoleh satu pangkat lebih tinggi dari sebelumnya, harus dengan berbagai perjuangan," ucapnya.

"Anggota Polres Rote Ndao juga kita ingatkan untuk selalu menghindari hal-hal yang berbau korupsi kolusi dan nepotisme, dalam menjalankan tugasnya sebagai abdi masyarakat dan abdi negara," ujarnya.

Pemandangan unik seperti itu juga sebelumnya ditunjukan Bupati Rote Ndao, Leonard Haning yang melantik puluhan pejabat esalon II, III dan IV lingkup pemerintah kabupaten tersebut bersama rohaniawan pendamping harus berendam dalam air dan lumpur, Embung Naudale.

"Saya lantik mereka di embung itu karena ada sejarahnya. Saya ingin sejarah itu dikenang lagi. Embung Naudale ini dikerjakan dengan peralatan seadanya, namun tetap bertahan sampai sekarang," ujar Haning saat dihubungi sejumlah media dari Kupang.

Menurut dia, pelantikan dan pengambilan sumpah para pejabat di dalam embung, dimaksudkan agar para pejabat dapat merenung dan menghayati pergumulan para petani setempat, serta dengan gigih dan perjuangan yang keras para petani bisa mendapatkan hasil panen dan menghidupkan anak cucu, serta keturunan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement