REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli seharusnya lebih fokus untuk menjalankan tugas dalam memimpin kementerian yang dipimpinnya yang baru dibentuk di pemerintahan Jokowi-JK.
Menurut pengamat politik dari Universitas Padjajaran Idil Akbar, sejauh ini, yang lebih banyak terekspos ke publik bukanlah kinerja positif Kementerian Maritim dan Sumber Daya, tapi lebih pada komentar kontroversial Rizal.
“Lebih banyak komentar kontroversi soal hubungannya dengan menteri lain bahkan wakil presiden yang menciptakan konflik dan pertentangan,” kata Idil saat dihubungi, Ahad (3/1).
Menurut Idil, sejatinya Menko Maritim merupakan ujung tombak kampanye Jokowi-JK soal 'Negara Maritim', sehingga perlu banyak perbaikan dan pembenahan manajemen.
“Saya kira publik butuh gambaran bagaimana kementerian ini bisa lebih memberi manfaat buat rakyat Indonesia,” ujar Idil.
Rizal Ramli memang kerap mengkritisi koleganya di Kabinet Kerja, seperti Menteri BUMN Rini M Soemarno dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Bahkan, Rizal pun menyinggung Wakil Presiden Jusuf Kalla. Di media sosial, Rizal Ramli mendapatkan sebutan “Menteri Kepo”.
Rizal mengakui, dia kerap mengeluarkan pernyataan yang membuat kegaduhan publik. Namun demikian, hal itu dilakukan dengan tujuan baik. “Kalau disebut gaduh, ya memang gaduh. Tetapi ini gaduh putih, seperti gaduh yang dibikin petani untuk mengusir tikus dari sawah. Kalau tidak begitu, panen bisa gagal,” kata Rizal Ramli kepada Republika, Sabtu (2/1).
Rizal menjelaskan, Indonesia hanya bisa berubah menjadi negara yang lebih baik apabila revolusi mental benar-benar diwujudkan. Tanpa pengejawantahan revolusi mental, berbagai potensi dan kesempatan emas yang dimiliki Indonesia akan sia-sia dan bangsa ini bakal gagal naik ke level selanjutnya.
Dia melanjutkan, pernyataan-pernyataannya yang barangkali dinilai oleh pihak tertentu sebagai serangan personal sebenarnya didasarkan pada keinginan untuk menghadirkan perubahan di Indonesia.
“Rakyat ingin perubahan dalam arti Indonesia menjadi lebih baik. Presiden juga menginginkan perubahan,” katanya.
Perubahan ke arah yang lebih baik, kata Rizal, hanya dapat dilakukan dengan melakukan revolusi mental seperti yang kerap dikatakan Presiden Jokowi. Salah satu bentuk revolusi mental yang dipahami Rizal adalah perubahan prilaku agar tidak KKN, perubahan prilaku agar pejabat tidak jadi orang bisnis, atau pejabat tidak memperdagangkan kekuasaan.
Dia pun menegaskan, kementerian yang dia pimpin saat ini membawahi bidang energi (ESDM, PLN), perhubungan, pariwisata, maritim, serta kelautan dan perikanan. “Semua itu di bawah koordinasi Menko Maritim dan Sumber Daya. Fungsi Menko koordinasi, supervisi, dan pengendalian. Nah, ini yang komentar nggak ngerti fungsi Menko,” kata Rizal.