REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat transportasi Djoko Setijawarno menyayangkang sedikitnya kepala daerah atau calon kepala daerah yang peduli dan memiliki program perbaikan transportasi di wilayahnya.
"Tidak sampai 10 kepala daerah di Indonesia yang memahami dan mau melaksanakan transportasi berkelanjutan," kata Djoko di Jakarta, Ahad (3/1).
Menurut dia sebagian besar kepala daerah lebih memilih untuk mengusulkan pelebaran jalan, pembangunan flyover atau underpass ketimbang menata transportasi umum. "Kepala daerah lebih senang usulkan pelebaran jalan, bangun tol, bangun flyover atau underpass, bandara. Tapi minim selera membangun trotoar, jalur sepeda dan transportasi umum," jelas dia.
Pembangunan transportasi publik yang ramah terhadap masyarakat, khususnya di daerah selain ibukota, baru sekadar wacana dan belum ada realisasinya. "Tidak sampai lima pemda dari 550-an pemda se-Indonesia yang dengan kesadaran dan APBD sendiri telah memiliki masterplan transportasi mum. Transportasi humanis di daerah baru sekadar wacana, belum ada kesadaran kepala daerah untuk menata transportasi dengan ?serius," ucap Djoko.
Padahal, menurut dia, kerugian yang diakibatkan oleh permasalahan transportasi sudah cukup besar. Biaya transportasi warga sudah di atas 25 persen dari pendapatan. Kecelakaan masih tetap tinggi. Pelajar beralih jadi menggunakan sepeda motor. Kelompok usia produktif korban terbesar kecelakaan," terang dia.