REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebijakan Bebas Visa Kunjungan (BVK) yang diberlakukan pemerintah dinilai akan berdampak positif terhadap meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia.
Kalangan pelaku bisnis juga optimistis terhadap kebijakan itu. Direktur PT Bayu Buana, Tbk, Agustinus Pake Seko menilai dampak kebijakan itu akan kian terasa pada tahun 2016. “Apalagi jika Kementerian Pariwisata mau turun tangan untuk membuat sosialisasi yang lebih masif ke negara-negara yang sudah bebas visa tersebut,” ujar Agustinus dalam keterangannya, Jumat (1/1).
Dampak penerapan Bebas Visa Kunjungan (BVK) memang mulai terlihat. Berdasarkan data Kemenpar, sejak September lalu pun jumlah wisman ke Indonesia melonjak drastis dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya.
Pada September 2015, jumlah wisman ke Indonesia pada September 2015 mencapai 869.179 orang atau tumbuh sebesar 9,84 persen dibandingkan periode September 2014 yang tercatat sebanyak 791.296 orang. Pertumbuhan wisman pada September 2015 sebesar 9,84 persen tersebut merupakan yang tertinggi dalam sembilan bulan
Kebijakan bebas visa juga cukup tersosialisasi baik kepada para wisatawan mancanegara. Sebagian turis asing yang menilai pemberian bebas visa selama satu bulan masih kurang untuk menikmati banyaknya destinasi wisata yang menarik di Tanah Air.
“Kami mengapresiasi kebijakan pemerintah Anda yang memberi kemudahan bebas visa selama sebulan,” kata Willliam Miller, seorang turis asal Amerika Serikat. Menurut dia, setelah datang ke Bali dan bertemu kawan-kawannya sesama turis asing dan berbagi cerita, sebulan terasa sangat tidak cukup untuk bisa menikmati Indonesia.
“Mungkin setidaknya kami bisa dikasih bebas visa selama tiga bulanlah,” ungkap Miller yang berkunjung ke Indonesia bersama temannya Marry Jeane. Perjalanan ke Raja Ampat pun sebenarnya tidak merupakan bagian dari rencana perjalanan pelesir mereka di Indonesia.
“Kami bertemu banyak kawan saat di Bali dan mereka bilang kami akan menyesal bila datang ke Indonesia dan melewatkan Raja Ampat,” kata Marry Jeane. Kedua pasangan tersebut mengaku telah hampir tiga pekan berada di Indonesia. Mereka telah melewatkan waktu di Bali, Lombok, meninjau keajaiban Pulau Komodo, sebelum memutuskan untuk tidak melewatkan malam tahun baru di Raja Ampat.
Keduanya juga mengakui, pemberitaan soal kedatangan pendiri Google, Sergei Brin, turut menambah rasa kepenasaran mereka. “Makanya kami segera memutuskan untuk datang ke Raja Ampat,” kata Miller.
Devisa pariwisata dari turis asing ke Indonesia ditargetkan bisa mencapai Rp172 triliun dengan angka kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dipatok minimal 12 juta orang pada tahun 2016.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya di Jakarta, Rabu, mengatakan potensi pariwisata Indonesia bisa dioptimalkan dalam beberapa tahun ke depan. "Oleh karena itu, kami telah menetapkan target untuk 2016 dengan angka-angka yang optimistis yakni jumlah kunjungan wisman sebesar 12 juta dengan devisa yang dihasilkan diproyeksikan sebesar Rp172 triliun," tutur Menteri Arief.
Ia menambahkan, jumlah perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) pada 2016 ditetapkan sebanyak 260 juta perjalanan dengan uang yang dibelanjakan diproyeksikan sebesar Rp223,6 triliun.