REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Kepala Pos Taman Nasional Gunung Rinjani, Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Zulfahri mengungkapkan jumlah pendaki yang merayakan malam pergantian tahun baru 2016 di Gunung Rinjani menurun dari tahun sebelumnya.
"Dari catatan kami baru ada 45 orang yang melapor melakukan pendakian ke Gunung Rinjani. Kalau tahun 2015 jumlahnya bisa sampai ratusan orang," kata Zulfahri ketika dihubungi melalui telepon dari Mataram, Kamis (31/12).
Ia menuturkan, menurunnya jumlah pendaki baik lokal maupun mancanegara yang merayakan malam pergantian tahun baru ini karena Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMB) masih merekomendasikan penutupan pendakian ke puncak Rinjani dan Danau Segara Anak, mengingat status Gunung Baru Jari masih berada pada waspada level II.
"Jadi, pendakian ini dibatasi hanya sampai Pelawangan Sembalun, tidak boleh lebih dari itu. Karena kita khawatir jika dipaksakan akan membahayakan keselamatan para pendaki," jelasnya.
Ia mengatakan, tidak mengetahui sampai kapan pemberlakuan itu akan dicabut, mengingat keputusan tersebut ada pada Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana, bahkan pihaknya tidak boleh mendaki ke Gunung Rinjani, akibatnya ada penundaan pendakian yang dilakukan sejumlah biro perjalanan untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke daerah itu.
"Kalau kami hanya menjalankan tugas sesuai dengan regulasi yang ada," ujarnya.
Menurutnya, akibat tidak diizinkan para pendaki menuju puncak Rinjani dan mendekati Danau Segara Anak, banyak para pendaki yang tidak setuju dengan kebijakan tersebut.