Jumat 01 Jan 2016 02:30 WIB

Pengangguran Jadi Masalah Bersama

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Winda Destiana Putri
Pengangguran
Pengangguran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyaknya pengangguran yang bermunculan di Indonesia tidak hanya menjadi problematika para lulusan Sekolah Menengah Kejujuran (SMK).

Direktur Pembinaan SMK, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Ditjen Dikdasmen), Mustaghfirin Amin menilai, masalah ini menjadi miliki bersama.

"Lulusan Strata Satu (S1) juga banyak menganggur kok," ujar Mustaghfirin saat ditemui wartawan di Gedung E, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jakarta, Kamis (31/12).

Ia menegaskan, pengangguran ini tidak selalu didominasi lulusan SMK. Dalam menghadapi ini, dia berpendapat tidak ad acara lain selain berusaha meningkatkan kualitas terutama di SMK.

Mustaghfirin mengungkapkan, sebanyak 80-an persen lulusan SMK dipastikan mendapatkan pekerjaan. Mereka biasanya mendapatkan pekerjaan dalam rentang waktu tiga hingga enam bulan. Sementara lulusan lainnya sekitar 10 hingga 12 persen melanjutkan kuliah.

Dari lulusan yang mendapatkan pekerjaan, Mustaghfirin mengatakan, hampir sebagian besar bekerja sesuai dengan bidangnya. Namun terdapat pula sedikit lulusan yang mendapatkan pekerjaan berbeda dengan bidangnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka (TPT) SMK mencapai 12,65 persen dari total jumlah pengangguran. Jumlah pengangguran SMK bahkan terus meningkat jika dibandingkan dengan periode Agustus 2014 yang mencapai 11,24 persen dan Februari 2015 9,05 persen.

Sebelumnya, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir juga menjelaskan, masih ada 66,4 persen anak bangsa yang belum masuk dalam Angka Partisipasi Kasar (APK) ke Perguruan Tinggi (PT). Belum diketahui apakah mereka menganggur atau sudah masuk bursa kerja.

Mantan rektor Universitas Diponegoro ini pun mengatakan, berdasarkan data dari Bank Dunia, jumlah pengangguran di Indonesia memang cukup tinggi. Permasalahan pengangguran ini harus diselesaikan. Menurut dia, banyak kementerian lain yang juga harus dilibatkan selain Kemenristekdikti.

"Ini menjadi tanggung jawab bersama pemerintah," ujar dia.

Misalnya, dia melanjutkan, Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker), Kementerian Sosial (Kemensos), dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

Nasir juga menyebut capaian angka lulusan PT yang langsung bekerja. Angka ini melebihi target pihaknya yang tadinya hanya ada pada kisaran 50 persen. Capaian ini justru mampu melampaui angka 60,5 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement