REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Puluhan anak mengenakan baju koko putih, sarung, dan peci duduk berjejer rapi di tangga halaman depan Masjid Syuhada, Kota Baru, Yogyakarta. Mereka adalah peserta Sunatan Masal Republika Biro Yogyakarta yang telah memasuki hari kedua, Kamis (31/12). Acara ini merupakan salah satu rangkaian acara dalam tabligh akbar menyambut Tahun Baru 2016.
Koordinator Sunatan Masal Republika, Muhammad Iqbal Alfani menuturkan, jumlah peserta agenda ini sebanyak 50 orang. "Acaranya dilaksanakan selama dua hari. Kemarin, Rabu (30/12) 25 anak. Sekarang juga sama, ada 25 anak," katanya pada Republika.co.id saat ditemui di halaman Masjid Syuhada.
Rata-rata usia peserta sunatan masal 11 dan 12 tahun. Kebanyakan berasal dari Sleman dan Kota Yogyakarta. Menurut Iqbal, pelaksanaan hari pertama berjalan lancar. Hanya saja ada tiga anak yang tidak datang karena tiba-tiba tidak mau disunat pada hari H.
Namun begitu, kuota kosong tersebut dapat diisi oleh peserta yang mendaftar langsung pada hari pelaksanaan sunatan masal ke Masjid Syuhada. “Alhamdulillah kuota hari pertama terpenuhi semua,” tuturnya.
Sementara itu, pada hari kedua ini seluruh peserta dapat mengikuti sunatan masal tanpa ada kendala seperti hari pertama. Iqbal menjelaskan, sunatan masal dalam rangkaian acara Tabligh Akbar Tahun Baru Republika baru berjalan pada periode sekarang. Tujuannya untuk menambah variasi agenda tahun baru agar tidak monoton.
Sementara itu, orang tua peserta sunatan masal mengaku bersyukur dengan adanya acara ini. Jazmi (40 tahun) misalnya. Warga Pilahan Kota Gede, Yogyakarta ini merasa terbantu dengan kegiatan sunatan masal. “Acaranya bagus. Kalau saya sendiri yang penting anaknya mau. Alhamdulillah ini dia sendiri yang mau,” ujarnya.
Ibu dari Adi Budi Tamtomo (11) itu mengatakan mendapat informasi sunatan masal dari rekan kerjanya. Lalu mendaftar langsung pada Senin (28/12). Menurutnya, sang anak ingin ikut sunatan masal pada hari pertama. Namun Jazmi dan suami baru bisa mengantarnya pada hari kedua.
Warga Dusun Mbiru, Sleman, Yuliati (35) menuturkan, anaknya yang bernama Yohanes (11) didaftarkan oleh anak asuhnya yang merupakan aktivis lembaga dakwah Masjid UGM. “Alhamdulillah bersyukur. Setiap hari kan saya jualan koran, jadi tahu ada info ini,” katanya.