REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumatera Barat (Sumbar) mencatat terdapat 28 kematian di 16 kabupaten/kota provinsi itu akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak Januari hingga Desember 2015.
"Data yang diperoleh Dinkes Sumbar hingga Rabu (30/12) terdapat 28 kasus DBD yang menyebabkan kematian khususnya di 16 dari 19 kabupaten/kota dan sembilan kasus di antaranya terjadi pada Desember 2015," kata Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Sumbar, Irene di Padang, Rabu (30/12).
Ia mengatakan untuk data keseluruhan sepanjang 2015, 28 kematian itu ialah delapan orang di Padang, enam orang di Dharmasraya, tiga orang di Sawahlunto, dua orang di Padang Pariaman dan masing-masing satu orang di sembilan daerah lainnya.
Untuk daerah Pariaman, Kota Solok, Payakumbuh, Limapuluh Kota, Agam, Kabupaten Solok, Tanah Datar, Padang Panjang, masing-masingnya ditemukan satu kematian yang diakibatkan oleh DBD.
Sementara terkhusus untuk data yang diperoleh pada Desember 2015 saja, sembilan kematian yang terjadi dari total 161 kasus DBD yang ditemukan bulan itu yaitu enam kematian di Dharmasraya, satu kematian di Sawahlunto, satu kematian di Sijunjung dan satu kematian di Padang Panjang.
Terkait jumlah kasus DBD terbanyak di Sumbar, Dinkes Sumbar mencatat Kota Padang sebagai daerah dengan kasus tertinggi dibanding 18 kabupaten/kota lainnya sejak 2006 hingga 2015.
Dalam sepuluh tahun terakhir, kasus DBD Kota Padang tertinggi pada 2007 sebanyak 1.743 kasus, kemudian pada 2012 sebanyak 1.626 kasus, pada 2009 sebanyak 1.586 kasus, pada 2008 sebanyak 1.189 kasus, pada 2010 sebanyak 1.045 kasus, pada 2013 sebanyak 973 kasus, pada 2011 sebanyak 965 kasus, pada 2015 sebanyak 944 kasus, pada 2006 sebanyak 807 kasus dan pada 2014 sebanyak 659 kasus.
Ia mengimbau masyarakat secara keseluruhan untuk segera menuju klinik kesehatan, puskesmas ataupun rumah sakit jika terdapat gelaja-gejala DBD agar dapat ditindaklanjuti dengan cepat.
"DBD tidak ditularkan dari orang ke orang, melainkan melalui nyamuk Aedes Aegypti yang menyebabkan penderita mengalami segala panas atau demam tinggi secara mendadak dan berlangsung terus menerus selama dua hingga tujuh hari," jelasnya.
Dalam melakukan penanganan dari DBD itu sendiri, ia menyampaikan perlu dilakukan fogging pada setiap rumah penduduk dengan radius tertentu serta pelaksanaan 3M plus atau gerakan menguras, menutup dan mengubur potensi sarang nyamuk secara bergotong royong dan terus menerus.
Sementara salah seorang warga Padang, Zainal (42) mengatakan perlu penyuluhan dari berbagai pihak terkait seperti dinas kesehatan, puskesmas ataupun rumah sakit untuk memberikan pengarahan dan pengetahuan tentang gejala hingga penanggulangan DBD.
Ia berharap pemerintah terus bersama-sama dengan masyarakat untuk mengatasi penyebarluasan DBD di Sumbar termasuk melaklukan fogging secara berkala di setiap lingkungan rumah masyarakat di provinsi itu.