REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), mengalami peningkatan mencapai sekitar 1.000 kasus pada tahun 2015 dibandingkan tahun 2014 yang hanya 660 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Padang, Eka Lusti, mengatakan kasus DBD ini berjangkit karena pancaroba atau cuaca yang berubah-ubah.
"Pada tahun 2012, DBD cukup tinggi mencapai 1.600 kasus dan di tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 960 kasus," katanya di Padang, Rabu (30/12).
Ia mengatakan saat ditemukan penderita DBD positif selalu akan dilakukan fogging dan apabila diawal tahun jika masih mengalami peningkatan kasus, maka akan dilakukan fogging kasus.
"Fogging dilakukan untuk membunuh nyamuk DBD saja dan fogging butuh anggaran yang cukup besar jika harus dilakukan tiap sebentar," ujarnya.
Ia menjelaskan, penyakit ini bisa dikatakan positif jika trombosit pasien di bawah 100, namun diagnosa dokter di rumah sakit kadang kala tidak tepat waktu atau meleset.
Ia berharap kepada masyarakat Kota Padang untuk membudayakan hidup sehat agar terhidar dari nyamuk penyebab DBD, karena dengan hidup sehat dan bersh penyakit akan jauh.
"Yang namanya prilaku itu harus kita rubah karena mencegah lebih baik dari pada mengobati," lanjutnya.
Berdasarkan data dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil selama bulan Desember 2015 ada 21 kasus yang terjadi.
Pejabat Pemberi Informasi dan Dokumentasi (PPID) RSUP M Djamil Padang, Gustavianof menyebutkan bahwa 21 kasus DBD tersebut bukan hanya berasal dari Kota Padang saja, akan tetapi ada juga yang berasal dari daerah lain.
"Mereka sudah ada yang pulang dan ada beberapa yang masih dirawat," jelasnya.