Rabu 30 Dec 2015 15:58 WIB

Warning, Ada Virus yang Menular Melalui Terompet

Rep: C37/ Red: Ilham
Seorang anak meniup terompet (ilustrasi)
Foto: Antara/Dewi Fajriani
Seorang anak meniup terompet (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Perayaan tahun baru membuat sebagian besar masyarakat yang ikut merayakan menjadikan terompet sebagai salah satu benda yang wajib dimiliki. Namun, tidak banyak yang tahu kalau dari terompet dapat menyebar berbagai jenis virus dan bakteri yang berbahaya bagi kesehatan.

Ketua Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI), dr. Marius Widjajarta menjelaskan, dari penggunaan terompet, berbagai virus berbahaya bisa masuk melalui mulut manusia. Apalagi, bibir manusia tidak seperti kulit yang memiliki pelapis pelindung.

"Dari terompet itu sudah pasti akan tertular virus. Karena di bibir manusia, tidak ada selaput pelindung. Sehingga penularan virus dan bakteri cepat menyebar ke tubuh manusia,” kata dr Marius Widjajarta, Rabu (30/12).

Menurut Marius, penularan ini sama halnya dengan penyebaran penyakit melalui hubungan seks, karena langsung berhubungan ke selaput lendir. Apalagi, usai membuat terompet, biasanya pembuatnya akan mencoba meniup terompet terlebih dahulu. Sehingga, penularan virus tersebut kemungkinan besar akan terjadi.

Seharusnya, Kementerian Kesehatan, kata Marius, melakukan pembinaan terhadap pembuat dan penjual terompet mengenai berbahayanya tes suara terompet bagi kesehatan. "Mereka harusnya dibina dan diawasi oleh pemerintah, agar tidak terjadi penularan virus dari terompet," katanya.

Kendati begitu, karena hal tersebut belum terealisasi, Marius menghimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dan hanya menggunakan terompet gas yang tidak menggunakan mulut untuk mengeluarkan suara. Langkah ini diyakini dapat mengatasi penyebaran virus melalui terompet.

Di sisi lain, perayaan tahun baru ini menjadi ladang rezeki bagi sebagian orang yang memiliki usaha membuat terompet. Puluhan warga di Jalan Mandor Ale, RT 05/04, Sepanjang Jaya, Kecamatan Rawa Lumbu, Kota Bekasi mencoba mencari peruntungan di akhir tahun 2015 ini dengan melakukan bisnis terompet.

Sekitar 1000 buah terompet sudah mereka produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat untuk perayaan tahun baru 2016. (Terompet Bersampul Alquran Sudah Menyebar Hingga Bengkalan).

Salah satu pembuat terompet di lokasi tersebut, Nardi (45 tahun) telah menggeluti profesi sebagai pembuat terompet sejak 1992 silam. Ia mengaku belajar membuat terompet dari seorang teman.

"Saya sudah menjadi pembuat terompet lebih dari 20 tahun. Dari mulai model terompet hanya model sepir (model terompet seperti corong) dengan peniup menggunakan bambu," jelasnya.

Dengan modal Rp 3,5 juta, tiap tahun Nardi bisa membuat terompet berbagai jenis dengan jumlah minimal 1.000 buah. Mulai dari model sepir sampai dengan terompet modifikasi berbagai bentuk. Proses pembuatannya hanya dilakukan Nardi berdua saja dengan sang istri, dimulai sejak bulan Oktober.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement