REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat meminta kontraktor tol Soreang-Pasirkoja (Soroja) segera melakukan proses pengerjaan konstruksi. Agar, pembangunan jalan tol tersebut sesuai jadwal.
Menurut Sekda Jabar, Iwa Karniwa, proses pembangunan Tol Soroja memang tidak semudah dan semulus yang diperkirakan. Di lapangan misalnya, cuaca hujan deras yang mengguyur wilayah Bandung Raya membuat proses pembangunan sempat tertahan.
“Sekarang cuaca relatif sudah lebih baik,” ujar Iwa kepada wartawan, Selasa (29/12).
Selesai urusan cuaca, kata dia, pihaknya kini meminta agar kontraktor pelaksana segera melakukan proses pekerjaan konstruksi di arah Soreang dan Pasirkoja. Sehingga, nanti selesai bertemu pembangunan fisiknya di tengah.
"Jadi kami meminta agar kontraktor segera menyelesaikan proses konstruksi,” katanya.
Iwa juga meminta dukungan dari semua pihak agar proyek ini terus berjalan. Menurutnya terkait tanah, ada wakaf dan kas desa yang sudah selesai dan mendapat rekomendasi dari Gubernur. Selanjutnya, tinggal pihak Satuan Kerja dari Kementerian PU Pera yang menyelesaikan penggantian tanah.
“Lahan tinggal 2 warga lagi, itu pun kalau tidak selesai maka kita akan mengambil langkah lanjutan sesuai perundang-undangan,” katanya.
Berdasarkan peraturan, kata Iwa, pemerintah berhak mengajukan skema konsinyasi ke pengadilan terkait ganti rugi lahan. Namun Iwa memastikan bahwa langkah itu diambil tetap mengikuti proses yang berlaku. “Sambil berjalan pembangunan akan jalan terus,” katanya.
Dengan langkah yang tepat, Iwa menyakini proyek Soroja akan selesai sesuai jadwal. Pemprov Jabar menjanjikan, di awal 2016 pembebasan lahan yang tersisa akan makin diakselerasi seiring pembangunan konstruksi jalan tolnya.
Sementara menurut Direktur Investasi dan Pengembangan PT Jasa Sarana, Diah SH Wahjusari, pihaknya yakin proyek tersebut masih sesuai jadwal meski sempat terganggu cuaca hujan. Dari target yang diberikan Pemprov Jabar, tol ini harus selesai di Agustus 2016 untuk dipakai sebagai jalur pada acara Pembukaan PON XIX/2016. “Tidak ada jadwal yang berubah, insya allah sesuai target,” katanya.
Menurut Diah, kendala hujan disiasati dengan perubahan pola dan waktu kerja. Jika sedang hujan, maka pengerjaan berhenti dan diteruskan setelah reda. Selain itu karena akses jalan ini tidak dibangun dari tanah melainkan beton maka efek dari hujan tidak begitu signifikan.“Jadi tidak ada kendala saat musim hujan, kendala sedikit tapi bisa teratasi,” katanya.
Diah memastikan proses pematangan lahan sudah selesai, dan saat ini sudah mulai melakukan pekerjaan fisik dengan melakukan penimbunan dan pemadatan. Menurutnya pada Mei 2016 seluruh pekerjaan di bawah tol sepanjang 11 kilometer tersebut dipastikan akan selesai.