REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyatakan tidak akan menggelar perayaan pergantian tahun baru 2015-2016 secara besar-besaran seperti tahun-tahun sebelumnya.
Pejabat (Pj) Wali Kota Surabaya Nurwiyatno mengatakan pergantian tahun 2014 lalu digelar Car Free Night (CFN). Sementara pergantian tahun 2015, rencana serupa dibatalkan karena adanya peristiwa kecelakaan Air Asia rute Surabaya-Singapura, yang mayoritas korbannya adalah warga kota Surabaya.
"Untuk tahun ini, pemkot tidak acara besar-besaran. Mungkin ada acara terbatas dan tertentu di Balai Kota, tapi juga sebatas makan malam, kumpul-kumpul, tidak ada pesta atau perayaan tertentu," katanya di Surabaya, Selasa (29/12).
Tidak adanya acara itu, lanjut dia, bukan karena adanya ketakutan akan prediksi peristiwa tertentu. Tapi lebih keamanan dan kenyamanan. Apalagi sepanjang tahun 2015, banyak kegiatan yang cukup menyita perhatian, seperti pilkada serentak dan keluhan kondisi ekonomi yang menurun akibat imbas kondisi ekonomi global maupun nasional.
"Surabaya suasananya stabil. Kami sudah koordinasi dengan berbagai pihak, tapi memang di tahun baru mendatang, tidak ada perayaan yang besar seperti tahun sebelumnya," lanjutnya.
Terkait kemungkinan adanya ancaman keamanan, dengan berhasilnya Densus 88 Polri yang menangkap beberapa oknum teroris yang akan memanfaatkan waktu Natal dan Tahun Baru, Nurwiyatno mengaku pihaknya optimistis pihak keamanan Kota Surabaya sudah melakukan antisipasi.
Sementara itu, Sekretaris Kota (Sekkota) Surabaya, Hendro Gunawan, menambahkan pihaknya juga melihat bila kegiatan pergantian tahun baru bisa diisi kegiatan lain yang lebih tertib dan antisipasif, dengan meminimalisasi keluhan macet dan antrean kendaraan di beberapa titik.
"Kalaupun ada acara di hotel atau di Grahadi, itu secara personal. Dan di Grahadi cukup jadi titik kumpul maayarakat yang ingin merayakan pergantian tahun secara bersama-sama," lanjut Hendro.