REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Memasuki musim penghujan, penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Indramayu, terus bertambah. Masyarakat pun diimbau waspada karena trend penyakit itu diprediksi akan terus meningkat.
Berdasarkan data di RSUD Indramayu, pasien penderita DBD selama Oktober - Desember 2015 tercatat ada 48 orang. Jumlah itu meningkat dibandingkan kurun waktu yang sama pada 2014 yang hanya sekitar 29 pasien.
Sementara itu, dari jumlah pasien selama tiga bulan terakhir yang mencapai 48 orang, dua pasien di antaranya meninggal dunia pada November dan awal Desember. Kedua pasien yang masih berumur kanak-kanak tersebut meninggal dunia karena datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi kritis.
"(Meningkatnya) kasus DBD di antaranya akibat faktor lingkungan," kata Dirut RSUD Indramayu, Deden Boni Koswara, Senin (28/12). Deden pun mengimbau masyarakat agar menjaga kebersihan supaya terhindar dari serangan DBD. Apalagi, saat ini sudah memasuki musim penghujan.
Sementara itu, salah satu orang tua pasien, Rohim menuturkan, anaknya dinyatakan menderita penyakit DBD. Karena itu, anaknya sudah lima hari terakhir ini menjalani perawatan di RSUD Indramayu.
''Badannya panas dan ada bintik-bintik merah di badannya,'' tutur Rohim, saat ditemui sedang menunggui anaknya di ruang perawatan RSUD Indramayu. Rohim berharap, ada fogging massal untuk memberantas DBD. Dengan demikian, penyakit yang diderita anaknya itu tidak menyebar pada warga lainnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu, Dedi Rohendi juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai serangan DBD. Apalagi, penyakit itu selama ini menyebar secara merata di semua kecamatan di Kabupaten Indramayu.
''Ada juga beberapa daerah yang masuk daerah endemis DBD,'' kata Dedi. Dedi mengungkapkan, trend serangan DBD pada 2016 diprediksi mengalami kenaikan dibandingkan 2015. Hal itu menyusul siklus lima tahunan membludaknya serangan DBD di Kabupaten Indramayu.