REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Kepastian turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium sekitar Rp 300, tidak akan mempengaruhi tarif angkutan umum di Kota Tangerang. Sejumlah sopir angkutan umum mengaku belum berencana menurunkan tarif.
Kusmayadi (45 tahun) sopir angkot R01 rute Poris Plawad-Jatake, menuturkan nominal penurunan harga BBM premium terlalu kecil untuk mengukur tarif angkutan umum. "Kalau hanya turun sekitar Rp 300 saja, tetap sulit untuk menurunkan tarif. Perhitungan keuntungan tetap mepet. Belum ada rencana dari kami buat menurunkan tarif angkutan," kata Kus, sapaan akrabnya saat dijumpai Republika di Pasar Anyar, Kota Tangerang, Senin (28/12).
Sopir angkot RB, Haris (30) juga mengaku belum berencana menurunkan tarif angkutan umum yang dioperasikannya. Untuk jarak dekat, tarif angkutan umum tetap Rp 4.000. Penumpang yang naik dengan tujuan cukup jauh dikenai tarif Rp 6.000.
"Untuk pelajar tetap Rp 2.000-Rp 3.000. Kalau penurunan BBM cukup besar, misal Rp 700 per liter atau lebih mungkin kami baru ambil langkah," ujarnya ketika dijumpai secara terpisah.
Pengguna angkot yang juga pedagang di Pasar Anyar Kota Tangerang, Jumini, 35, mengaku apatis dengan penurunan harga BBM premium. Pasalnya, penurunan harga tidak berdampak kepada harga kebutuhan pokok.
Harga barang dagangan berupa daging ayam pun diakuinya juga tidak terpengaruh kondisi penurunan harga BBM. "Sekarang harga ayam dari tempat pemotongan sedang tinggi. Sudah sejak awal bulan harganya tinggi. Kabar turunnya harga BBM belum ada pengaruhnya kepada harga barang lain," ucap dia.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, I Gusti Nyoman Wiratmadja Puja, memastikan harga Premium akan turun pada kisaran nominal Rp 300. Penurunan diwacanakan pada Januari 2016.