Senin 28 Dec 2015 18:01 WIB

Pasokan Sayur Mayur ke Surabaya Terhenti, Ada Apa

Rep: Andrian Saputra / Red: Teguh Firmansyah
Sayur mayur. Ilustrasi
Foto: Republika/Prayogi
Sayur mayur. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA --- Meningkatnya aktivitas Gunung Bromo beberapa pekan terakhir berdampak pada terhentinya pasokan sayur mayur ke Surabaya.

Menurut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surabaya Widodo Suryantoro mengatakan, Probolinggo dan Pasuruan menjadi wilayah yang selama ini memasok sayur mayur terbesar ke Surabaya. Namun, akibat letupan abu vulkanik banyak sayur mayur yang rusak.

Dengan itu, Pemkot Surabaya pun menghentikan sementara waktu pasokan dari dua wilayah tersebut. Kini Surabaya pun kekurangan pasokan Sayur, sebab hanya mengandalkan agen dari Kota Batu. Kondisi tersebut kata Widodo juga menjadi salah penyebab terjadinya kenaikan harga sayur mayur di pasaran.

"Memang ada kenaikan terutama pada sayur mayur, tapi ini juga terjadi sebelum natal. Setelah kami koordinasi, masalahnya kan pasokan yang Probolinggo dan Pasuruan itu rusak karena abu vulkanik Gunung Bromo," tegas Widodo kepada Republika.co.id Senin (28/12) siang.

Disperindag Surabaya tengah berupaya untuk meminta tambahan pasokan sayur terutama kepada agen di Mojokerto.

Sehingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan terutama jelang tahun baru. Dari pantauan langsung di Pasar Wonkromo pada Ahad (27/12) kenaikan signifikan terjadi pada harga cabai merah dari Rp 10 ribu menjadi Rp 40 ribu per kg.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement